Mohon tunggu...
Adi Pujakesuma
Adi Pujakesuma Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

KEBENARAN HANYA MAMPU DILIHAT MELALUI MATA KEMATIAN

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Goresan Inspirasi Afi dan Sepak Bola

4 Juni 2017   11:26 Diperbarui: 4 Juni 2017   11:40 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Afi Nihaya Faradisa berperawakan mungil terkesan kekanak-kanakan itu ternyata sangat dewasa. Kalimatnya begitu menginspirasi siapa saja yang membacanya. Saya akan memposting goresan ringannya, bahkan mengundang kontraversi. Diakatakan demikian lantaran “konon” syarat akan plagiat.

Bagi saya tulisan ini begitu menginspirasi, dimana tiap kalimatnya begitu dewasa, jadi malu sama diri sendiri. Kontennya tidak mengandung nada kebencian, tidak menyinggung perasaan orang yang membacanya. Tiap alinea jauh dari caci maki, penuh tata krama begitu arif bijaksana, tidak ada unsur bully didalamnya. Justru seballiknya dik Afi seperti mendapat perlakukan tidak menyenangkan. Persekusi dari pihak-pihak yang iri akan kepadandainnya mengolah kata, menjadi nada-nada inspirasi menyejukkan.

Ini Indonesia, mengakunya PANCASILAIS tetapi memberlakukan saudara sendiri sebagai TERORIS. Kejar tuh para koruptor jangan biarkan merajalela mempermalukan institusi negara yang begitu terhormat, salah sasaran dong. Jangan menilai orang dari luar saja, kita pada sibuk mengurusi bungkusnya tapi isinya kosong.

Goresan tintanya sangat menginspirasi penuh makna, jauh dari kesan menggurui, sok tahu, sok pintar, tidak terbawa perasaan emosional. Sebuah pelajaran berharga bagi saya dari anak seumuran Afi Nihaya Faradisa. Mengingatkan akan anak perempuan saya kini masuk dibangku kelas dua SMA, usianya 17 tahun. Berbanding terbalik dengan kegemaran Afi akan Literasi. Anak perempuan saya hobinya main footsall puteri di Sekolahnya. Selama kegiatannya positif dan didalami secara profesional, tidak menjadi persoalan, tidak perlu ditertawakan. Sebagai orang tua turut bangga akan hobinya tersebut.

Hampir lupa, selamat untuk tim jagoan saya Real Madrid yang telah mengandaskan perlawanan Si Nyonya tua Juventus dengan skor telak  4-1 pada laga Final Liga Champions Eropa 2017 di Cardiff-Wales. Bagi El Real kemenangan ini merupakan yang ke-12 kalinya memegang piala si kuping besar. Juga sukses buat tim Juku Eja PSM Makassar telah mencukur habis Persipura Jayapura dengan skor telak 5-1 di Stadion Andi Matalatta Makassar, pada lanjutan Gojek Traveloka Liga 1 pekan ke-9 (3/6/2017). Dengan hasil positif ini maka PSM otomatis memuncaki papan klasemen dengan raihan nilai 20, jauh meninggalkan lawan-lawannya, tangga juara pun semakin mendekati kenyataan.

Dalam goresan singkatnya Afi membahas bab Warisan. Singkat kata, Afi berpesan, “Suatu hari di masa depan, kita akan menceritakan pada anak cucu kita betapa negara ini nyaris tercerai berai bukan karena bom, senjata, peluru, atau rudal, tapi karena orang-orangnya saling mengunggulkan bahkan meributkan warisan masing-masing di media sosial.”

“Ketika negara lain sudah pergi ke bulan atau merancang teknologi yang memajukan peradaban, kita masih sibuk meributkan soal warisan.” Tukas Afi.

.Akhir sebuah kalimat bak seorang filosofi, Afi menuturkan “Kita tidak harus berpikiran sama, tapi marilah kita sama-sama berpikir.” Tuturnya. Keren sekali tulisan Afi begitu dewasa sekali.

4 Juni 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun