Cerita Lutung Kasarung dari Jawa Barat ini sudah tak asing dibaca masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa Barat, bahkan sudah banyak berseliweran di dunia maya. Kisah tersebut kembali disadur oleh putri saya yang berusia 8 tahun, andai ada yang menilainya tidak menarik, anggap saja wawasannya masih HANK sepertinya perlu diinstall agar bersih dari virus-virus beracun, biarkan saja toh itu pendapat manusia memang berbeda-beda, jelasnya nilai tersebut tidak berpengaruh terhadap kreativitas anak-anak Indonesia untuk menyalurkan bakatnya pada dunia tulis-menulis. Apakah ada yang merasa dirugikan dengan saduran ini?
Prabu Tapa Agung merupakan Raja dari kerajaan Pasir Batang telah tua dan sakit-sakitan menunjuk putri bungsunya, Purbasari sebagai penggantinya. Ia sama sekali tidak mempunyai seorang anak laki-laki. Tujuh anaknya semua perempuan. Lima diantaranya sudah menikah dengan pangeran dari kerajaan lain. Menyisakan dua anak perempuan bernama Purbararang dan Purbasari yang belum menikah, jadi mereka masih tinggal bersama. Purbararang yang melihat adiknya diangkat sebagai ratu membuat ia marah dan geram. Kegeraman kepada adiknya semakin memuncak. Kemudian timbul niat jahat mencelakai Purbasari. Dengan bantuan dukun jahat bernama Ni Ronde. Dalam semalam tubuh Purbasari mengalami gatal-gatal dan seluruh tubuhnya penuh bintik-bintik hitam menjijikan.
Akhirnya Purbarangrang menyuruh seorang patihnya mengusir Purbasari ke hutan. ”Purbasari telah kena kutuk, tak pantas dia menjadi ratu di sini! bawa dia ke hutan,” Hutan ini tenang dan indah. Banyak hewan yang menjadi sahabatku, “jadi mengapa aku mesti sedih?” kata Purbasari sambil mengejar kupu-kupu yang cantik.
Ternyata dari kejauhan ada seekor kera berbulu hitam yang sering memperhatikan Purbasari.Ia adalah Lutung Kasarung tertarik dengan Purbasari, maka ia ingin menyenangkan hati Purbasari. Adalah Sang Hyang Guruminda yang dihukum dengan dibuang ke bumi karena melakukan kesalahan di kayangan dalam wujud seekor lutung. Lutung Kasarung dalam bahasa Sunda berarti Lutung yang tersesat. Lutung sejenis kera dengan bulu lebat berwarna hitam legam mempunyai ekor panjang.
Malam bulan purnama Lutung Kasarung bersikap aneh. Ia ke tempat sepi dan bersemedi kepada Maha Kuasa meminta obat untuk kesembuhan Purtri Purbasari. Tiba-tiba...sreeek! Tanah di dekatnya membentuk sebuah telaga dengan air yang sangat jernih.
Esok harinya Lutung Kasarung berserta teman-temannya menemui Purbasari dan menyuruhnya mandi di telaga itu. Awalnya Purbasari ragu-ragu, tapi melihat kesungguhan di mata kawan-kawannya, ia pun menceburkan dirinya ke dalam telaga. “Hmmm, segarnya!”ucap Purbasari. Dan ajaib kulit Purbasari berubah menjadi cantik dan putih. Purbasari tidak menyadari perubahan itu, setelah ia disuruh bercermin kedalam telaga dia seakan tidak percaya bahwa bayangan ditelaga adalah bayangan dirinya.
Suatu hari Purbarangrang berburu bersama Indrajaya tunangannya, betapa kagetnya ia melihat Purbasari. Tapi karena sifatnya yang jahat, ia tetap ingin bersaing dengan adiknya. ”Mana tunanganmu? Hahahaha...” kata Purbarangrang. Tiba-tiba Lutung Kasarung jelmaan Sang Hyang Guruminda tertutupi sinar putih. Sinar putih kemudian menghilang dengan munculnya laki-laki gagah. ”Sayalah tunangan Purbasari”. Sejak itu Purbasari dan Lutung Kasarung hidup bahagia, dan karena kebaikan Putri Purbasari, hukuman pancung terhadap Purbarangrang urung dilaksanakan. Ia mema’afkan kesalahan kakaknya dengan ikhlas dan merubah sifat jeleknya.
Cerita Lutung Kasarung (Lutung yang tersesat) menjadi pelajaran tentang moral. Sayangi saudara dan teman-temanmu. Jangan merasa iri atas prestasi yang mereka capai. Jika kau rajin berusaha, kau pun bisa mendapat prestasi yang sama.
18 Maret 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H