Mohon tunggu...
Adi Pujakesuma
Adi Pujakesuma Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

KEBENARAN HANYA MAMPU DILIHAT MELALUI MATA KEMATIAN

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jangan Baca atau Klik Puisiku

4 Maret 2017   12:44 Diperbarui: 5 Maret 2017   00:00 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Peringatan!!!!!!

Ma’af

Jangan baca torehan konyol ini

Sepanjang kalimatnya tanpa isyarat, tak menarik  yang boleh dibasmi secara mutlak melalui diksi fiksi

Jangan baca torehan pembual satu ini

Mungkin setiap alineanya separuhnya tertidur

Mungkin setiap paragrafnya hanyalah halusinasi serta fantasi orang-orang yang terlarang menulis disini....

Malu untuk memalukan, sebab negeriku dikepung koruptor

Malu dicaci-maki

Malu dihujat

Malu dibaca

Jangan baca atau klik guratan puisiku ini

Aku rakus aktualisasi, tak punya ekspresi atau sensasi

Angan itu begitu perih menerjang bertubi-tubi kian terpatri arogansi diri, bak pungguk merindukan rembulan....

Ma’af....

Usulku kepada penata letak portal ini agar teks boundaris di tepi dalam template diberi arsiran putus-putus, dan ujungnya ada icon penghapus sedemikian rupa....

Ini simbol boleh dihapus sekehendak pujangga setelah atau bahkan sesudah membacanya...

Ma’af...

Jangan salahkan aku masih nekat membuka puisi ini, itu berarti permohonanku, maka itu sama saja mengesampinkannya....

Ma’af...

Aku mengaku salah, sebab tetap mecoret hitam diatas putih, setidaknya rasa bersalahku berkurang, toh aku sudah katakan bahwa aku tak pantas disebut pujangga....

Aku mungkin terlalu banyak membaca puisi milik orang-orang hebat untuk menghindari bualan ini..

4 Maret 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun