Mohon tunggu...
Adi Pujakesuma
Adi Pujakesuma Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

KEBENARAN HANYA MAMPU DILIHAT MELALUI MATA KEMATIAN

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Frozen: Antara Hadiah dan Kutukan Kasih Sayang

19 Oktober 2016   08:06 Diperbarui: 21 Oktober 2016   18:24 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Putri kecil paling bontot saya ketagihan menulis, kini kembali menyadur sebuah film animasi paling digandrungi anak-anak, khususnya anak perempuan, putri bontot saya ini paling suka nonton film animasi Frozen yang memang sangat menghibur. Siapa yang tidak mengenal animasi satu ini, bahasanya saja sudah banyak di translate berbagai versi di dunia.

Lagi-lagi gempuran film-film Hollywood menggerus pasaran film nasional. Hal ini tentu akan menghambat impian sineas-sineas muda film animasi indonesia, harapan berjaya di kandang sendiri pun pupus. Selain asyik sebagai penonton peran layar kaca tentu sangat diharapkan sekali, terlepas dari sulitnya pendanaan dalam pembuatan animasi yang berkualitas seperti FROZEN.

Elsa dan Anna adalah dua orang kakak beradik di kerajaan Arendelle. Sejak kecil Elsa telah memiliki kekuatan es. Suatu malam Anna merengek kepada Elsa untuk bermain dunia salju yang diciptakan oleh kekuatan Elsa. Anna juga minta dibuatkan boneka salju yang ternyata bisa hidup dan mereka memberinya nama Olaf.

Karena terlalu asyik bermain salju sambil saling melempar bola-bola salju, tanpa sengaja lemparan bola salju Elsa mengenai adiknya hingga terjatuh dan cidera. Elsa sangat panik dan terkejut melihat keadaan Anna yang tiba-tiba tidak bisa bergerak seperti sedang pingsan. Segera Elsa memeluk adiknya dan berusaha membangunkannya namun Anna tetap saja diam tak bergerak dipangkuan Elsa.

Raja dan Ratu yang juga panik akan keadaan Anna segera membawanya ke hutan untuk menemui raja Troll, satu-satunya yang dapat menyembuhkan Anna. Kemudian raja Troll segera memeriksa Anna yang tampak pucat. Perlahan-lahan kondisi Anna semakin membaik atas pertolongan raja Troll, namun cedera Anna itu meninggalkan sedikit jejak yaitu beberapa helai rambunya terlihat memutih akibat kekuatan es Elsa.

Sang raja akhirnya measehati Elsa agar selalu berada dalam kamarnya, dia tidak boleh lagi bertemu dengan Anna dan tidak boleh menunjukkan kekuatan es-nya kepada siapa saja. Saat itu raja dan ratu bermaksud pergi meninggalkan istana untuk pergi ke kerajaan negeri seberang, namun di tengah perjalanan kapal diserang badai dan tenggelam hingga tak ada satupun yang selamat, termasuk raja dan ratu.

Mendengar kabar duka tersebut, semua warga istana berkabung dan sedih atas meninggalnya dan ratu, terutama Elsa dan Anna. Apabila mereka telah dipisahkan sejak kecil. Setiap hari Anna tak pernah bosan duduk dibalik pintu kamar Elsa sambil selalu berbicara sendiri bahwa betapa dia merindukan kakaknya. Sementara itu dibalik pintu kamar Elsa, ternyata dia juga melakukan hal yang sama, saling menantikan saat untuk bertemu bermain bersama.

Kemunculan Snowgles

Karena kesibukan yang padat, Elsa tak memperhatikan kondisi badannya. Elsa terkena flu. Tetapi Elsa tak menghiraukan penyakit yang menyerangnya.’’Hari ini hari yang sibuk buatku. Aku harus menyiapkan semua keperluan untuk pesta kejutan ulang tahun Anna sebentar lagi.’’ Pikir Elsa. Setiap kali dia bersin selalu keluar makhluk salju yang kecil-kecil. Tetapi Elsa tak menyadari keberadaan mereka.

Makhluk-makhluk kecil itu hidup sama seperti Olaf. Mereka berlarian kesana kemari. Elsa terus bersin-bersin. Snowgies, semakin sering Elsa bersin maka semakin banyak Snowgies yang tercipta. Di saat yang bersamaan, Kristoff,  Sven (rusa milik Kristoff) dan Olaf sedang mendekorasi lapangan istana. Saat itu Snowgis yang semakin banyak berlarian mengganggu kerja mereka. Olaf ingin menangkap mereka karena dia sangat lucu.’’Hei! Jangan lari. Ayo mendekatlah!’’ seru Olaf sambil mengejar mereka.

Semakin lama Snowgies semakin bertambah banyak. Kristoff kebingunan menghadapi tingkah laku mereka. Kristoff, Sven dan Olaf  bekejasama untuk menangkapi mereka satu persatu. Butuh perjuangan untuk menangkapi mereka. Kristoff sangat kelelahan mengejar snowgies-snowgies itu. Begitu juga dengan olaf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun