Mohon tunggu...
Sarah Ufaira
Sarah Ufaira Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Mom | Freelance Writer | Kontributor Ummi Online | Co Script Writer | Publishis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Makanan Bisa Bikin Anak Sholeh?

9 September 2015   20:58 Diperbarui: 9 September 2015   21:03 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh.” (HR. Muslim)

Memiliki anak sholeh menjadi dambaan para orangtua. Karena anak yang sholeh menjadi aset berharga orangtua dalam kehidupan di akherat kelak. Do’a anak yang sholeh menjadi salah satu sumber pahala yang tak terputus meski orangtuanya sudah meninggal.

Syaikh Muhammad Nashiruddin al-bani, berkata: “(semua pahala) amal kebaikan yang dilakukan oleh anak yang sholeh, juga akan diperuntukkan kepada kedua orangtuanya, tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala anak tersebut, karena anak adalah bagian dari usaha dan upaya kedua orangtuanya.”

Bahkan kelak di akherat Allah akan menyelamatkan orangtua dari tempat neraka dipindah ke kedudukan yang sama tinggi dengan anaknya ketika anaknya yang sholeh itu memohon kepada Allah.

Kini, orangtua berlomba-lomba melakukan segala cara untuk membuat anaknya sholeh-sholekhah. Salah satunya dimulai dari asupan makanan. Makanan menjadi salah satu faktor terpenting dalam mencetak anak sholeh. Karena makanan sumber energi yang bisa menghantarkan melakukan segala aktivitas sehari-hari. Sehingga dalam memberikan makanan kepada anak, harus kita perhatikan dengan hati-hati. Jangan sampai salah pilih yang nantinya akan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Dan berakibat anak jauh dari kata sholeh.

Berikut ini 5 Kriteria Makanan Pencetak Anak Sholeh:

1. Makanan Yang Dibeli Dengan Cara Halal

Membeli makanan dengan uang yang halal sangat penting. Uang yang diperoleh dari pekerjaan yang halal, tidak dengan menipu, mencuri, maupun mengambil hak orang lain. Karena nilai halal suatu makanan halal akan hilang bila cara memperolehnya dengan cara haram. Sehingga makanan halal itu akan menjadi haram. 

2. Makanan Yang Hukumnya Halal

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas. Kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.” (QS. Al-Maidah:3)

Berilah makanan yang hukumnya halal pada anak contohnya daging dari hewan yang jinak (tidak buas dan tidak bertaring), menyembelih dengan menyebut asma Allah.

3. Makanan Yang Proses Memasaknya Halal

Makanan halal yang proses memasaknya halal yaitu tidak tercampur dengan makanan haram. Oleh sebab itu kita harus hati-hati ketika membeli makanan di luar. Belilah makanan di tempat yang yakin kehalalannya.

4. Makanan Yang Memenuhi Nilai Gizi Seimbang

Selain halal, kandungan gizi dari makanan juga harus kita perhatikan. Jangan sampai berlebihan dalam porsinya. Juga jangan sampai proses memasaknya membuat berkurang kandungan gizinya. Hal ini mengajarkan pada anak kita untuk tidak makan berlebih. Karena Allah membenci segala sesuatu yang berlebihan. 

5. Makanan Yang Disajikan Penuh Cinta

Memasak dan menyajikan dengan sabar dan ikhlas, penuh cinta, akan memberikan energi positif pada makanan. Sehingga makanan yang dimakan anak kita sangat baik bagi kesehatan jiwanya. Energi positif dari sang ibu menular ke anak.

Demikian 5 kriteria makanan yang penting kita ketahui. Demi mencetak anak yang sholeh-sholekhah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun