Proses belajar bahasa, seperti mempelajari huruf, kosakata, grammar, juga konteks bahasa baru melatih atensi kita dalam memahami informasi baru. Hal ini bisa berdampak positif pada memori jangka pendek dan jangka panjang kita. Implikasinya, proses ini bisa menunjang aktivitas sehari-hari kita sehingga meningkatkan produktivitas diri.
3. Meningkatkan self-esteem
Proses pembelajaran bahasa yang melibatkan berbagai fungsi otak salah satunya bisa membantu kita dalam pemecahan masalah. Saat kita mengalami hambatan, lalu kita mampu menemukan dan melakukan solusi yang terbaik, pengalaman ini bisa meningkatkan self-esteem kita. Peningkatan self-esteem mampu membuat kita memandang diri dengan lebih positif, dan ini bisa mendorong kita untuk mengembangkan diri lebih baik.
4. Menambah pemahaman dan perspektif baru tentang budaya bahasa tersebut
Bahasa merupakan salah satu hasil dari budaya yang dimiliki tempat tertentu. Mempelajari bahasa baru berarti mempelajari juga budaya yang menjadi sumber bahasa yang kita pelajari. Seperti belajar Bahasa Jerman, itu berarti kita pun mempelajari bagaimana konteks penggunaan bahasa tersebut dalam budaya orang Jerman. Selain itu pun, pertimbangan apakah suatu bahasa menekankan penggunaan subjek, atau apakah bahasa tersebut memiliki tingkatan kesopanan, aspek-aspek ini merupakan hal yang kita pelajari dan bisa saja berbeda dengan bahasa ibu kita. Dengan ini, mempelajari bahasa baru di saat yang bersamaan merupakan kesempatan mendapat pemahaman dan sudut pandang baru terkait budaya bahasa yang baru kita pelajari.
5. Lebih membuka jendela dunia
Dengan mempelajari bahasa baru, kita lebih mudah dalam mengakses pengetahuan dan ilmu yang sebelumnya terhalang batasan bahasa tertentu. Sumber-sumber ilmu seperti artikel penelitian, buku teks, ataupun video pembelajaran tertentu akan lebih mudah kita dapatkan seiring dengan bertambahnya bahasa yang kita kuasai. Tentu tidak ada salahnya mempelajari ilmu baru dari sumber yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa kita, namun setinggi apapun kualitas penerjemahan, akan selalu ada aspek-aspek yang hilang dalam terjemahan atau lost in translation. Karenanya, memahami informasi dari bahasa asli akan lebih efektif dibanding hasil terjemahan lainnya.
Kapan waktu yang tepat untuk mulai belajar bahasa?
Tidak ada kata terlambat untuk belajar hal baru, termasuk mempelajari bahasa yang belum pernah dipelajari sebelumnya. Salah satu pendiri bangsa Indonesia, Soekarno, mampu menguasai setidaknya 10 bahasa dengan keterbatasan akses dan sumber ilmu yang ada. Dengan era digital yang mempermudah akses informasi dan sumber ilmu, kita juga jangan mau kalah dengan para pendahulu kita. Jadi, kenapa tidak kita mulai belajar bahasa baru dari sekarang? Selamat belajar!
Sarah Tsabita Kaysi
Program Studi Magister Sains Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Padjadjaran