Mohon tunggu...
Sarah Salsabila Balxis
Sarah Salsabila Balxis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Aqidah dan Filsafat Islam

Mahasiswi AFI UIN Sunan Ampel Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Seni

Pengajian Maiyah: Menggali Hikmah dalam Setiap Pertemuan

10 Desember 2024   20:50 Diperbarui: 10 Desember 2024   21:12 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Maiyah merupakan suatu kegiatan pengajian yang di dalamnya diisi dengan ceramah dan diskusi yang diasuh oleh Emha Ainun Najib, atau yang biasa dikenal dengan panggilan Cak Nun. Di setiap kegiatannya mengusung tema-tema yang berbeda-beda. Jamaah diberi kesempatan untuk bertanya, menyanggahi, membenarkan atau mempersalahkan apa yang dikatakan pembicara demikian sesi diskusi dalam Maiyah.

Dalam konsep Cak Nun, orang melakukan kebaikan itu tidak butuh motivasi, karena hidup ini memang seharusnya melakukan kebaikan. Misalnya, hidup itu harus berbaur, bersosial, tolong-menolong, saling menghormati, saling menghargai dan lain sebagainya. Jadi kewajaran-kewajaran itulah yang sebenarnya selalu dijaga oleh Cak Nun dan para jamaah Maiyah, yang mungkin orang banyak lupa akan hal itu. Dan segala sesuatunya yang kita lakukan harus diruhanikan, melalui konsep tauhid agar segala sesuatu itu bernilai ruhaniah atau pahala dan kebaikan dihadapan Allah SWT untuk bekal kembali kepada-Nya.

 

Maiyah merupakan wadah kebebasan berekspresi, namun tetap dengan konteks yang baik. Maiyah juga bisa dikatakan sebagai wadah evaluasi kinerja aparatur sipil negara dan pejabat tinggi negara dengan berbicara bebas tentang pemerintahan dan segala korupsi yang merajalela dalam perjalanan yang membawa Indonesia ke jurang kehancuran. Maiyah juga merupakan wadah dimana kita mendapatkan ilmu tentang bagaimana kita harus bersikap dalam hidup dan hidup dalam taraf yang baik. Disponsori oleh jemaah komunitas Maiyah, kegiatan ini memberikan alternatif budaya yang tidak merugikan jiwa masyarakat serta memungkinkan mereka bersuka cita dan hangat mendambakan ridha Allah di dunia dan akhirat.

 

Kalau mendengar kata pengajian, mungkin yang terbayang di benak teman-teman adalah sekumpulan orang berkumpul duduk dalam suatu majelis, umumnya yang hadir berbaju taqwa putih-putih. Bisa di ruang tertutup atau terbuka, mendengarkan seorang ustadz atau kiai berceramah di depan. Gambaran seperti itu yang memang banyak hadir di media massa atau media sosial sehingga sangat bisa dipahami bila banyak orang pun melihat Sinau Bareng tak ubahnya seperti pengajian pada umumnya. Namun bila teman-teman mengikuti Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng, akan terasa bahwa ia memiliki banyak perbedaan dengan pengajian umumnya. Saking berbedanya, terkadang masyarakat awam dengan bekal konsep pengajian yang dipahami dari arus media utama berkomentar terhadap Sinau Bareng dengan "Pengajian kok begitu?".

 

Maiyah selain diisi menggunakan shalawat, doa, kesenian & musik, aktivitas ini lebih menekankan dalam komunikasi sosial yang komprehensif & mengajak diri dalam pencerahan atau perenungan akan nilai-nilai kemanusiaan, berpikir mengenai siapa, apa, mengapa, bagaimana tujuan berdasarkan sebuah kehidupan. Pengajian jamaah Maiyah banyak memberikan stimulan yang mengandung sebuah pelajaran, membuka wawasan ataupun menaruh wacana-wacana baru & manfaat tersebut kembali pada masing-masing individu jamaah yang hadir. Konsep program pada Maiyah bersifat fleksibel & seluruh bebas buat bisa mementaskan pada depan para jamaah Maiyah yang hadir buat sekedar menghibur misalnya kesenian. Kesenian disini banyak yang mementaskan terdapat kalanya drama musikal, puisi, hingga tari-tarian daerah. Sedangkan musik yg ditampikan terdapat restriksi pada satu grub & lagu pilihan, seluruh boleh berdasarkan musik dangdut, pop, keroncong, karawitan, gamelan, jaz, hadrah, gambus dan rege, lantaran pada Maiyah tidak terdapat adanya keegoisan karakter.

 

Bahasa kenegaraan Maiyah itu Nasionalisme.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun