Konsep Kematangan
Berbagai faktor, seperti pendidikan dan lingkungan sosial, sangat memengaruhi proses kematangan ini. Dalam pendidikan, memahami kematangan siswa dapat membantu guru membuat metode pengajaran yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Kajian psikologi menggunakan berbagai cara untuk memahami bagaimana orang belajar dan berkembang. Teori belajar behavioristik dan teori humanistik adalah dua pendekatan yang sering dibandingkan. Faktor genetik juga memengaruhi proses kematangan, karena pada saat pembuahan, gen menentukan potensi spesifik untuk perkembangan organisme di masa depan. Banyak dari potensi ini sudah ada sejak lahir, dan ini terbukti dari perkembangan makhluk itu yang berlangsung secara bertahap di masa depan. Â Berapa aspek kematangan yaitu, sosial, emosional, dan intelektual. Setiap aspek kematangan akan saling berkaitan dan berkontribusi pada pengembangan diri secara keseluruhan.
Teori Belajar Behavioristik
Salah satu pendekatan penting dalam psikologi yang dikenal sebagai teori behavioristik menekankan bagaimana lingkungan luar memengaruhi perilaku manusia. Teori ini menekankan betapa pentingnya melihat perilaku yang dapat diamati dari luar dan bagaimana perilaku ini berkaitan dengan stimulus dan respons. Konsep belajar ini telah digunakan dalam berbagai konteks, termasuk pendidikan, psikoterapi, dan manajemen perilaku. Kritikus teori ini mengatakan bahwa itu terlalu berfokus pada aspek perilaku eksternal sementara mengabaikan proses mental internal yang berperan dalam pembelajaran manusia. Perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dinilai disebut proses pembelajaran, menurut teori belajar behavioristik. Rangsangan atau stimulus yang menghasilkan hubungan itu terjadi melalui stimulus yang memicu hubungan perilaku reaktif atau respon, sementara respon adalah hasil dari reaksi fisik terhadap rangsangan atau stimulus tersebut. Oleh karena itu, teori belajar behavioristik adalah penguatan ikatan, hubungan, sifat, dan hasil stimulus-respon. Menurut teori belajar behavioristik, perubahan tingkah laku disebabkan oleh hubungan antara stimulus dan respons. Teori ini menyatakan bahwa pengendalian yang berasal dari lingkungan merupakan dasar pembelajaran. Teori belajar behavioristik mengutamakan pengamatan tingkah laku dalam memahami individu daripada mempelajari struktur tubuh atau mencermati penilaian. Ini berarti bahwa belajar tidaknya seorang anak bergantung pada faktor kondisional yang diberikan oleh lingkungannya. Untuk mendapatkan data ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, teori belajar ini dapat diobservasi secara objektif dengan memperhatikan perilaku seseorang. Bedasarkan teori tersebut, pembelajaran bahasa dapat dilakukan dengan mendahulukan pengenalan pada keterampilan menyimak dan berbicara dari pada keterampilan lainnya. Seperti latihan dan penggunaan bahasa secara aktif, pembentukan lingkungan pembelajaran yang kondusif untuk berbahasa, penggunaan media pembelajaran yang memungkinkan siswa mendengar dan berinterasksi dengan penutur asli, dan pembentukan motivasi untuk menjadikan berbicara bahasa asing sebagai kebiasaan.
Teori Belajar Humanistik
Teori belajar humanistik pendekatan humanistik mendorong lingkungan belajar yang mendukung pertumbuhan pribadi dan pengembangan kreativitas. Pendekatan ini juga menekankan pentingnya hubungan interpersonal yang baik antara pendidik dan siswa. Â Teori belajar humanistik ini juga sangat membantu pendidikan sebab menekankan betapa pentingnya pembelajaran tentang aspek kemanusiaan. Jika diterapkan dengan benar, teori ini dapat membantu mengembangkan potensi setiap anak dan mengahasilkan pembelajaran yang lebih bermanfaat. Teori ini juga dikembangkan oleh tokoh-tokoh seperti, Carl Rogers dan Abraham Maslow.
1. Carl Rogers
Carl Rogers menyatakan bahwa peserta didik yang belajar hendaknya tidak ditekan, melainkan dibiarkan belajar bebas, peserta didik diharapkan bisa mengambil sebuah langkah sendiri dan berani bertanggung jawab atas langkah-langkah yang diambilnya sendiri.
2. Abraham Maslow
Abraham Maslow memiliki keyakinan bahwa manusia bertindak untuk mencapai pemahaman dan harga diri yang paling tinggi. Teori hirarki kebutuhan masih menjadi teori yang paling populer hingga saat ini. Dia percaya bahwa manusia dimotivasi untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Tingkatan kebutuhan ini berkisar dari yang paling mendasar hingga yang paling tinggi. Menurut teori psikologinya, semakin besar kebutuhan seseorang, semakin keras dia berjuang untuk mencapainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H