Mohon tunggu...
Sarah Ningtyas Rachman
Sarah Ningtyas Rachman Mohon Tunggu... -

i'm such profesional dreamer,college student at Economics ,Jenderal Soedirman University,Journalist at LPM Media Ekonomi ,Staff Kajian dan Pendidikan Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan FE UNSOED ,cheapskater,adrenaline junkie ,stereotype

Selanjutnya

Tutup

Money

Analisis Biaya-Manfaat

5 Agustus 2013   22:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:35 3975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

COST-BENEFIT (IN CRAZY WAY) ANALYZING

saat lo dikasih uang jajan sama bokap lo sebesar Rp.100.000,- .apa yang bakal lo lakuin dengan uang itu?apakah lo lebih milih ngabisin uang itu untung hang out bareng sama teman-teman lo buat ice-skating atau shopping baju branded yang lagi garage sale discount 60% off?kalo disuruh milih gue yakin demi iler kambing yang tumpeh-tumpeh pasti pada mau dua-duanya .tapi sayangnya,budget yang kita miliki hanya cukup untuk memilih salah satu dari kedua pilihan tersebut .lalu bagaimana cara kita untuk memilihnya??may be on social aspect ,we often hear from the wise-men that we had to drain out our money to get experience instead of buying goods.but how from economical view?.... Seorang ahli ekonomi dari Inggris di tahun 1980an ,Alfred Marshall yang juga penggagas teori ilmu ekonomi neo-klasik mencetuskan ide bagaimana membuat keputusan cerdas dengan cara yang bernama cost-benefit analysis ia mengeskpansi disiplin ilmu dari yang tadinya hanya studi pasar ke pengamatan perilaku manusia.Sumbangan terbesarnya adalah menunjukkan perilaku konsumen dalam membeli suatu barang;dia akan membeli suatu barang jika manfaat marginalnya lebih besar daripada biaya marginalnya . di sini bedanya apaan bo Manfaat Marginal sama Biaya Marginal??? menurut definisi di web Investopedia ,kedua hal ini dapat didefinisikan marginal benefit refers to what people are willing to give up in order to obtain one more unit of a good, while marginal cost refers to the value of what is given up in order to produce that additional unit”. gamblangnya ,Manfaat Marginal mengacu kepada apa yang membuat orang-orang bersedia untuk melepaskan salah satu alternatif dalam rangka menambah lagi satu unit barang.sedangkan Biaya Marginal mengacu pada nilai dari apa yang dilepaskan dalam rangka memproduksi unit tambahan tersebut. contohnya : gue akan lebih milih untuk beli sepeda fixie dengan harga yang terbilang cukup tinggi (sekitar 4 atau 5jtan) daripada harus membuatnya sendiri yang pasti akan sangat costlydari segi biaya maupun waktu yang akan dipergunakan . Itu tadi merupakan contoh simpel dari Cost-Benefit Analysis yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sebuah barang .mari kita ke contoh yang lebih kompleks ,misalnya keputusan kita sebagai fresh-graduated UNSOED yang baru diwisuda apakah akan melanjutkan pendidikan demi meraih gelar master atau akan mencari pekerjaan?kita tentu ga bisa milih keduanya dan terpaksa harus memilih salah satu ,itu yang disebut dengan trade offs. apa aja sih trade offs kalo  kita lebih milih buat nerusin pendidikan S2? Costs Benefits Bayar 65 juta Mendapatkan gelas master Potensi yang hilang untuk mendapatkan penghasilan per bulan Bisa ikut konferensi paper internasional Peningkatan karir di pekerjaan Mendapatkan ilmu Potensi punya modal pekerjaan buat ngelamar anak orang hilang (Nggak bisa) Beli motor dan koleksi gundam Weekends libur yang benar-benar libur Hidup yang “tanpa hutang” buat bayar sekolah Dari tabel di atas bisa kita lihat bahwa ternyata biaya yang dikeluarkan jauh lebih banyak dibandingkan dengan manfaat yang didapat jika kita memilih untuk meneruskan pendidikan S2 .daftar tersebut juga terdiri dari data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif .hal-hal tersebut tentu akan membuat kesulitan dalam membandingkannya . ada 2 cara yang bisa kita lakukan :

  • Pertama ,membuatnya menjadi kuantitatif
  • Kedua,memberinya bobot
  1. MEMBUATNYA MENJADI KUANTITATIF

Contoh dari solusi pertama (membuat solusi menjadi bentuk kuantitaif) digambarkan pada sebuah perusahaan pengeboran dan penjualan minyak internasional . Perusahaan ini mengklaim bahwa sebenarnya 73% dari penundaan pengerjaan proyek-proyek yang ada disebabkan oleh masalah non-teknis, seperti perizinan dan protes dari masyarakat sekitar. Maka, dengan cost-benefit analysis ini, perusahaan itu ingin tahu apakah dia perlu menaikkan cost social dan community engagement-nya atau tidak? Apakah dia memang benar-benar mendapatkan keuntungan dari situ? Mari kita buat tabel yang sama dengan menghitung juga opportunity costnya .. Costs Benefits Menaikkan kos sosial dan community engagement 6 juta USD Potensial kos penundaan 10-15 hari proses pemasangan saluran pipa 4 - 6 juta USD Strukture gravitasi konkrit terselesaikan 3 bulan lebih awal 36 juta USD Denda keterlambatan pengiriman minyak ke pasar (asumsi 10-15 hari) 10 - 30 juta USD TOTAL 6 juta USD TOTAL 50 - 72 juta USD Dengan investasi yang dilakukan perusahaan itu pada sosial dan community engagement sebesar 1200 persen, tentu saja perusahaan itu dengan senang hati melakukan investasi tersebut (dilihat pada tabel BENEFITS > COSTS) 2.  MEMBERI BOBOT Solusi kedua yaitu dengan melakukan pembobotan .contohnya bisa kita ambil ketika memilih pacar .jika kita sedang dideketin oleh cowo (untuk cewek) tentu sebelumnya kita mempunyai beberapa kriteria cowo idaman yang kelak akan menjadi pacar kita .hal ini tentu menentukan besarnya peluang diterima/ditolaknya si cowo oleh si cewe .masalahnya adalah cowo yang ngedeketin kita tidak termasuk dalam kriteria yang kita punya ,tetapi dia mempunyai beberapa kelebihan .sebelum si cewek menentukan apakah dia akan menerima atau menolak cinta si cowo tersebut .dia membuat list di dalam tabel .sebut saja si cowo ini bernama sugeng dan si cewe sukinem .dikisahkan sugeng dan sukinem adalah sama-sama mahasiswa UNSOED dari fakultas kedokteran gigi hewan . ini adalah cost benefit analysis yang dibuat oleh sukinem : Costs of Sugeng Benefits of Sugeng Perokok berat 5 Tajir Mpoooos, kehidupan kita terjamin 5 Bau ketek tingkat dewa 5 mampu beli rexona banyak (walaupun ga mempan) 5 nyontek muluuuuu 5 Mobil Alpard ,sedia Sopir yang bisa anter kita kemana aja dan kapan aja 4 Harus kerja keras buat ngajarin doi dari 0 (karena doi otaknya masih pentium 2) 5 harus rela pingsan kapan aja kalo doi lupa pake MBK ataupun rexona pas lagi dating berduaan 3 TOTAL 23 TOTAL 14 Kesimpulannya: tidak usah menjadi pacarnya Sugeng jika tidak ingin mati muda. Perlu  dipertegas bahwa Opputurnity Cost dengan Marginal Costs dalam konsep COST-BENEFIT ANALYSIS ini meski serupa tapi jelas berbeda .jika Biaya peluang adalah biaya yang dikorbankan(alternatif yang tidak dipilih) ketika kita telah memutuskan untuk memilih alternatif lainnya maka Marginal Cost lebih menekankan pada konsekuensi yang akan kita bayar ketika kita akan nge-trade off dari 2 pilihan.walaupun begitu biaya peluang dan marginal cost di konsepan ini sangat berkaitan karena mempunyai kesamaan yaitu sama-sama korban atau formalnya sama-sama faktor atau unsur yang tidak memberikan nilai tambah yang merangsang kita untuk memilihnya yang dapat diasumsikan ketika kita mengambil suatu keputusan begitu juga dengan trade offs dengan marginal benefits .jika trade offs merupakan satu alternatif yang kita pilih diantara dua pilihan yang tersedia .sedangkan marginal benefits merupakan manfaat yang kita dapat ketika kita telah melakukan trade off tersebut .

semoga bermanfaat ciaoooooooooo selamat hari raya idul fitri yang ke ....(isi sendiri ya minhonya lupa udah lama ga liat tanggalan mueheheh
)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun