Mohon tunggu...
sarah puteri
sarah puteri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa universitas muhammadiyah yogyakarta

learning by doing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bergerilya dalam Produksi Film "Aroma Of Heaven"

5 April 2022   19:41 Diperbarui: 5 April 2022   19:54 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Rabu, 30 Maret 2022 bertepatan dengan momen historikal yaitu Hari Film Nasional, dimana Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan sebuah acara yaitu Screening dan Meet the Director Aroma Of Heaven yang dilaksanakan secara hybrid pukul 18.10 -- 20.30 WIB. Acara ini berlangsung di ruang multimedia Ilmu Komunikasi UMY untuk para peserta yang hadir secara offline khususnya konsentrasi Broadcasting. 

Film Aroma Of Heaven ini disutradarai oleh Budi Kurniawan. Sekilas terkait sutradara film ini sudah melalang buana kemana saja hingga pernah melakukan workshop bersama salah satu artis ternama dengan tema yang dibawakan adalah low budget film production. Beliau juga terlibat dibeberapa film besar seperti Laskar Pelangi dan Sang Pencerah dengan memegang peran sebagai asisten sutradara.

Alasan Budi Kurniawan melahirkan film yang epik ini karena ada hal paling mendasar yang menggugah hati beliau tentang kopi. "Karena Sudah terlibat di industri perfilman mulai jadi asisten editor, asisten sutradara, dan masih banyak lagi nah itu di lokasi syuting selalu ketemu dengan kopi, di ruang meeting ketemu kopi, di ruang editor ketemu kopi. Jadi sampai suatu hari itu ada franchise dari luar yang sedang hypening, kok menarik ya kopi ini itu dekat tapi luput dari perhatian kita," ujar Budi.

Ketika beliau mulai untuk mencari tahu terkait observasi, riset mengenai kopi ternyata masih sangat sedikit literasi tentang kopi. Maka dari itu sutradara dari Film Aroma Of Heaven ini tertarik untuk membuat film dokumenter yang diorientasikan menjadi aksi visual. Dalam pembuatannya berjalan secara independen atau bergerilya dengan dibantu oleh orang-orang yang terlibat dalam pembuatan film ini.

Film Aroma Of Heaven rilis pada 3 Juni 2014 bertepatan dengan bermunculannya gerai-gerai kopi independen di kota-kota besar. Secara literatur internasional, kemunculan kopi yang sedang hypening ini dinamakan sebagai gelombang kopi ketiga atau generasi ketiga. Setelah film ini rilis, pada tahun 2015 tim produksi mereka banyak mendapatkan kesempatan diundang ke berbagai negara untuk presentasi hasil film mereka. Tak disangka, film tersebut mendapatkan penghargaan best editing di Sains Film Festival Iran dan roadshow di 7 negara bagian di Amerika serta Korea pada tahun 2016.

Produksi film ini memakan proses selama 5 tahun yang terkesan cukup panjang. Namun menurut Budi, 5 tahun itu tergolong sebentar karena itu sebuah produk film independen. Dalam setiap kesempatan Ia selalu bilang "Film itu kalau dalam bahasa saya adalah itu seperti pelukan yang singkat tapi hangatnya begitu kuat," kata Budi. Jadi, yang dimaksud adalah setiap menitnya menonton film pasti akan membuat kita teringat akan adegan-adegan yang terjadi.  

Akhir atau hasil dari membuat film ini membuat penonton menjadi tahu bahwasannya di Indonesia itu terdapat beragam tempat-tempat yang menghasilkan banyak kopi. "Kalau dari yang saya dapat dari projek ini adalah banyak sekali dari kopi ini dilihat sebagai produk, sebagai komoditi tanpa melihat ini sebuah bagian dari integritas kultural. Bagaimana di gayo mereka punya mantra tentang kopi, flores mereka punya nyanyian saat memetik kopi itunya yang kita lihat," ungkapnya.    

Dengan begitu, produk budaya tidak serta merta hanya dilihat dari sudut pandang sebagai produk komoditi yang kemudian sifatnya menjadi transaksional. Menjadi lebih bernilai jika kopi adalah produk identitas kebudayaan setempat. Hal tersebut menjadikan para petani yang dulu menjual kopi dengan harga yang tak bernilai, sekarang sudah cukup menjadi ternilai dan sudah cukup banyak yang ikut di beberapa lelang dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun