Sejarah Istana Tampaksiring Ubud ini dibangun atas prakarsa Bung Karno, yang menginginkan sebuah tempat peristirahatan presiden, keluarga dan tamu negara.
Bung Karno menginginkan istana ini berada di sebuah tempat di bali yang suasananya tenang jauh dari keramaian serta udaranya sejuk.
Oleh karenanya, maka dipilihkan Ubud sebagai lokasi yang tepat untuk dibangunnya 1 dari 5 istana kepresidenan yang Indonesia miliki.
Proses pembangunan istana kepresidenan RI di tampak siring ini dimulai pengerjaanya sejak tahun 1957 hingga tahun.
Bangunan atau bagian istana tampaksiring di ubud ini terbagi ke dalam 4 gedung utama, yaitu Wisma Merdeka, Yudisthira, Raung Serbaguna dan wisama negara dan Bima.
Sementara Asal usul nama istana ini diberi nama tampaksiring sendiri adalah, diambil dari legenda yang tercatat di daun lontar Usana Bali.
Konon tampaksiring ini diambil dari kata "telapak" dan "miring", yang menurut catatan sejarah tersebut berarti bekas telapak kaki seorang raja bernama Mayadenawa.
Daya tarik wisata di Istana Tampaksiring Ubud ini adalah selain sejarahnya, juga di sini terdapatnya jembatan Persahabatan.
Selain itu, di dalam kawasan Istana Kepresidenan Tampaksiring pun terdapat sebuah pura yang disakralkan yaitu Pura tampak siring dan Mata air sucinya Tirta Empul.
Nah jika tertarik datang ke sini adalah pengunjung tidak akan dikenakan Tarif Harga Tiket Masuk Istana Tampaksiring Ubud, alias gratis.
Waktu operasioanal istana tampaksiring sendiri adalah jam buka setiap hari, mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 17.00 17.00 WITA.
