Mohon tunggu...
Sarah Novitriani
Sarah Novitriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sumatera Utara

Hallo, Saya Sarah! Selamat menulis semua

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Edukasi Politik Bagi Generasi Muda Menuju Pemilu 2024

8 Desember 2023   01:53 Diperbarui: 8 Desember 2023   02:03 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi momen penting dalam menentukan arah sebuah negara. Dalam menjalani proses demokrasi, generasi muda memiliki peran yang vital. August Mellaz salah satu anggota KPU pada Juni 2023 menyampaikan besarnya angka pemilih dari Gen Milenial dan Gen Z yang mencapai 116 juta pemilih (60% pemilih), merupakan sebuah tantangan besar bagi penyelenggara pemilu dan peserta pemilu untuk bisa mendorong mereka menyalurkan hak suaranya pada Pemilu. 

Artinya tahun 2024 akan menjadi tahun yang krusial bagi Indonesia karena akan menggelar Pemilu, di mana generasi muda memiliki tanggung jawab besar dalam menentukan masa depan bangsa. Edukasi politik menjadi hal yang sangat penting dalam mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi Pemilu 2024. Mereka perlu dilengkapi dengan pengetahuan yang komprehensif mengenai proses politik, sistem pemerintahan, hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta nilai-nilai demokrasi.

Peran Lembaga Pendidikan Formal Dalam Memberikan Pemahaman Politik Kepada Generasi Muda

Peningkatan peran lembaga pendidikan formal dalam memberikan pemahaman yang komprehensif tentang politik kepada generasi muda dapat dilakukan melalui peningkatan kuantitas dan kualitas kurikulum politik, pelatihan bagi pendidik politik, serta menciptakan lingkungan belajar yang mendorong partisipasi aktif dan keterlibatan siswa dalam diskusi politik yang konstruktif. 

Menurut Aars dan Christesen dalam penelitiannya yang berjudul Education and political participation: the impact of educational environments menyatakan bahwa pendidikan formal menjadi salah satu yang sangat penting dalam menentukan tingkat partispasi politik. Status pendidikan tidak hanya berlaku bagi individu tetapi juga bagi keseluruhan lingkungan pendidikan di mana masyarakat terlibat dalam politik. Dengan demikian, generasi muda dapat lebih baik memahami dan memanfaatkan pengetahuan politik mereka dalam partisipasi mereka dalam proses demokrasi.

Peran Keluarga Dalam Membentuk Pandangan Politik Generasi Muda 

Peran keluarga dalam membentuk pandangan politik generasi muda merupakan bagian integral dalam pembentukan identitas politik seseorang. Keluarga sering kali menjadi lingkungan pertama di mana individu mulai terpapar dengan nilai-nilai politik, ideologi, dan pandangan terkait pemerintahan. Menurut Rico dan Jennings dalam penelitiannya yang berjudul "The formation of left-right identification: Pathways and correlates of parental influence" menyatakan bahwa orangtua sebagai agen utama dalam penenaman nilai-nilai politik kepada anak. Keluarga berperan aktif sebagai agen yang mempengaruhi individu mulai dari bentuk, arah, dan konten dalam interaksi. Peran keluarga khususnya orangtua dalam sosialisasi politik telah diafirmasi oleh berbagai penelitian lintas disiplin ilmu.

Selain itu, adanya keragaman pandangan politik di dalam keluarga juga dapat mempengaruhi pemahaman politik generasi muda. Diskusi yang terbuka, mendukung pemikiran kritis, serta penghargaan terhadap perbedaan pendapat dalam keluarga dapat memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk mengembangkan pandangan politik yang lebih luas dan tidak terpaku pada satu sudut pandang saja. Namun, peran keluarga tidak selalu sejajar dengan hasil yang pasti dalam membentuk pandangan politik generasi muda. Ada pengaruh dari faktor-faktor lain, seperti pendidikan, lingkungan sosial, dan eksposur terhadap informasi dari media massa dan internet, yang juga turut membentuk pandangan politik seseorang.

Peran Media Massa Efektif Sebagai Penyedia Informasi Politik Bagi Generasi Muda

Peran media massa dalam menyampaikan informasi politik dan membentuk pemikiran kritis generasi muda sangatlah penting, namun seringkali menjadi sorotan karena kompleksitasnya. Media massa memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk persepsi dan pemahaman individu terhadap politik, terutama generasi muda yang sangat terpapar oleh berbagai platform media. Ketika media massa mampu menyajikan informasi secara objektif, memperhatikan prinsip jurnalisme yang berkualitas dengan verifikasi fakta yang baik, dan memberikan sudut pandang yang seimbang terhadap suatu topik politik, hal ini dapat memungkinkan generasi muda untuk membentuk pemikiran yang kritis dan berbasis fakta.

Selain itu, literasi media menjadi kunci dalam membantu generasi muda mengembangkan pemikiran kritis terhadap informasi yang mereka terima. Literasi media meliputi kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menyaring informasi yang diperoleh dari media massa. Menurut Wantu (2023) menyatakan bahwa ketika generasi muda dilengkapi dengan keterampilan ini, mereka dapat mengenali bias, memahami konteks dari berita yang disajikan, serta mampu menyusun pemahaman yang lebih holistik tentang topik politik.

 

Peran Generasi Muda Sebagai Agen Perubahan dalam Pemilu 2024

Peran generasi muda sebagai agen perubahan dalam membangun masyarakat inklusif dan berkeadilan melalui partisipasi politiknya sangatlah penting. Partisipasi politik generasi muda memiliki dampak yang signifikan dalam menciptakan perubahan positif. Mereka membawa gagasan segar, energi, dan perspektif baru dalam lingkungan politik. Melalui partisipasi aktif dalam Pemilu, pemuda tidak hanya memberikan suara mereka untuk memilih pemimpin yang mewakili nilai-nilai mereka, tetapi juga dapat menjadi agen pengubah dalam pembuatan kebijakan, mempengaruhi agenda politik, dan memperjuangkan isu-isu yang dianggap penting bagi mereka dan masyarakat.

Selain itu, generasi muda yang terlibat dalam partisipasi politik juga memainkan peran penting dalam mengatasi ketimpangan dan eksklusi sosial. Mereka bisa menjadi perwakilan suara bagi kelompok-kelompok yang kurang terwakili, termarginalisasi, atau terpinggirkan dalam masyarakat. Melalui advokasi, aksi sosial, dan kepemimpinan, mereka dapat memperjuangkan hak-hak mereka serta menciptakan kesadaran akan masalah-masalah yang dihadapi oleh kelompok-kelompok tertentu.

Dengan meningkatkan partisipasi politik generasi muda, baik dalam pemilihan umum maupun melalui aksi-aksi sosial yang positif, mereka memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan positif dalam memperjuangkan masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan. Melalui partisipasi aktif dan terinformasi, generasi muda dapat menjadi katalisator untuk perubahan yang lebih baik. Memperjuangkan keadilan, merangkul inklusi, dan mengatasi polarisasi adalah langkah krusial dalam membentuk masa depan yang lebih cerah bagi masyarakat. Dengan memanfaatkan potensi mereka sebagai agen perubahan, generasi muda dapat memainkan peran sentral dalam membangun masyarakat yang adil, inklusif, dan berkelanjutan bagi semua dalam Pemilu 2024.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Elisabet Siahaan, SE, M.Ec. atas bimbingan dalam penulisan artikel ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun