serta mengagungkan segala nikmatNYA, baik dengan lisan, hati, maupun perbuatan
(Sumber https://www.scribd.com/doc/299454875/Pengertian-Syukur-Menurut-Bahasa-Dan-Istilah )
Kesimpulannya syukur itu berarti rasa terima kasih atas nikmat yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Namun nikmat macam apa yang harus membuat kita bersyukur?
Sering kali aku berpikir syukur itu sebatas saat ada sesuatu yang baik terjadi, seperti sesuatu yang berjalan sesuai keinginan, impian kita yang terwujud, tubuh yang sehat, dan hal-hal positif lainnya. Namun hidup tidak selalu berjalan baik bukan? Bagaimana jika ada hal buruk yang terjadi pada kita? Haruskah kita tetap bersyukur?
Well, saat sesuatu yang buruk sedang terjadi kebanyakan dari kita pasti akan sedih, marah, kecewa. Mungkin tanpa sadar atau dengan sadar kita memaki Tuhan karena seolah bersikap tidak adil. Mungkin kata “Syukurin” adalah kata yang tepat saat itu.
Aku pun begitu. Teringat usahaku yang terasa sudah semaksimal mungkin, belajar serajin mungkin, namun ternyata hasilnya tidak sesuai harapan. Jujur, saat itu aku kecewa dan marah. Rasanya sulit untuk bersyukur. Apa yang harus disyukuri? Semua rencana gagal terjadi. Hanya sakit hati yang kurasa.
Namun saat berada di posisi saat ini dan melihat kembali kejadian di masa lalu, pernahkah terpikir…
Wah masa lalu itu luar biasa banget. Ternyata kejadian di masa lalu bisa jadi pembelajaran untuk lebih baik lagi, agar dapat meminimalisir kesalahan dan kejadian buruk yang pernah terjadi. Aku mungkin tidak akan ada di posisi ini jika masa laluku tidak seperti itu.
Sama halnya seperti saat kita sakit. Rasa sakit yang luar biasa, tentunya menyadarkan kita betapa pentingnya kesehatan bukan? Akhirnya kita akan berjuang untuk sembuh dan ketika sembuh akan berusaha menjalani gaya hidup yang lebih sehat agar tidak sakit lagi.
Atau saat kita kehilangan sesuatu atau seseorang. Tentunya dari kejadian itu kita akan belajar agar tidak kehilangan lagi bukan? Pastinya akan ada perubahan ke arah yang lebih baik kan?
Ya, walaupun saat kejadian buruk itu terjadi rasanya sulit untuk melihatnya dari sudut pandang yang positif, apalagi untuk bersyukur. Mungkin yang ada hanya kata “Syukurin” yang terucap berulang kali dan melihat diri sendiri sebagai pribadi yang buruk.