KKN Kolaboratif merupakan bentuk kuliah kerja nyata yang anggotanya terdiri dari 13 Universitas di Jember. Pada KKN di desa wirowongso terdapat 10 mahasiswa dari 4 universitas yang berbeda yakni terdiri dari Sovia Putri Fatmawati, Sarah Mauludiyah Abidin, Rizky Vitra Annisa, Natasya Ratu Putri, Yordan Yuliano (Universitas Jember), Naila Adhani, Natasya Divani (Universitas Dr.Soebandi), Imam Syafi'i (Universitas Muhammadiyah), dan Nina Ainun Azizha, Nitta Risqiana Wardana (Akademi Farmasi).
Di Desa Wirowongso terdapat 4 (empat) dusun yakni, Dusun Renes, Dusun Penanggungan, Dusun Besuk, dan Dusun Sumberejo.
Untuk program kerja kita KKN yang ke dua kami mengangakat perihal permasalahan UMKM yang terdapat di desa wirowongso ini masih kurang sumber daya manusia (SDM) dalam menjalankan kegiatan oprasional. Definisi UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi. Pada prinsipnya UMKM
dibedakan dari segi bentuk, seperti Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah dan Usaha Besar. Umumnya didasarkan pada nilai aset awal (tidak termasuk tanah dan bangunan) dan omset rata-rata per tahun atau jumlah pekerja yang tetap.
Salah satu contoh UMKM yang ada di desa wirowongso tepatnya dusun besuk, UMKM ini bernama Rumah Mode Pajamas ibu yesi. Dari adanya UMKM ini kami berinisiatif untuk membuat progam pelatihan yang terdiri dari 2 sesi yang mana satu sesi dilakukan perminggu bersama dengan ibu-ibu rumah tangga di sekitar kediaman ibu yesi. Harapan dengan adanya progam pelatihan ini dapat memiliki keterampilan sebagai penunjang terciptanya lapangan pekerjaan sebagai bekal untuk mandiri.
Proses pelatihan menjahit dilaksanakan sebanyak 1 kali dalam seminggu masing- masing selama 1 jam pertemuan tatap muka untuk sharing pengalaman dalam membangun usaha dan pemaparan konsep dan teori serta 2 jam untuk praktek keterampilan menjahit di dampingi pemateri.Â
Berdasarkan pada hasil pelaksanaan terlihat ibu-ibu yang sedang belajar cukup antusias dalam melaksanakan proses pelatihan dan mengembangkan keterampilan. Perubahan keterampilan terlihat dari cara menyelesaikan tugas, terkait dengan pembuatan pola, pemotongan, teknik menjahit serta penyelesaian (Finishing).Â
Untuk semakin meningkatkan pengetahuan dari ibu-ibu yang mengikuti pelatihan, kami memberikan program pelatihan tambahan sebagai sebagai peroses lanjutan yaitu berupa materi digital marketing, branding dan brand awareness. Harapannya agar ibu-ibu tersebut dapat memasarkan hasi produknya melalui jejaring sosial untuk menjaring konsumen lebih luas.Â
Untuk artikel terkait artikel pelatihan yang kedua terkait materi digital marketing, branding dan brand awareness akan kita bahas pada artikel minggu berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H