Desa Wirowongso merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ajung, Jember. Di Desa Wirowongso sendiri terdapat lokasi bandara, yaitu Bandara Noto Hadinegoro ialah satu-satunya bandara yang ada di Kabupaten Jember. Mayoritas penduduk di Desa Wirowongso berasal dari suku Madura sehingga untuk aktivitas sehari-harinya, warga lokal menggunakan Bahasa Madura sebagai sarana komunikasi.Â
Di Desa Wirowongso sendiri terdapat banyak UMKM yang bisa membantu warga untuk mengangkat perekonomian warga Dusun Besuk dan sekitarnya. Kami sebagai mahasiswa KKN 84 Kolaboratif di Kabupaten Jember, ingin memperkenalkan dan membantu UMKM di Desa Wirowongso untuk menjadikan UMKM ini lebih banyak dikenal masyarakat luas dan dapat memajukan kondisi perekonomian warga Desa Wirowongso.Â
 Banyaknya UMKM yang ada Desa Wirowongso, terdapat salah satu contoh UMKM yaitu, UMKM konveksi yang memproduksi baju santai, baju tidur, daster, dan hijab. UMKM ini didirikan oleh seorang guru Bahasa Indonesia, yang mulai belajar secara otodidak. Beliau memulai bisnis dengan modal yang sedikit namun bisa dan mampu menghasilkan laba yang besar.Â
Perkenalkan Beliau adalah Ibu Yesi Novitasari, beliau seorang guru Bahasa Indonesia yang mempunyai usaha UMKM konveksi dengan bermodalkan Rp. 300.000 pada awal merintis usaha. Beliau tidak menyangka bahwa usaha konveksi ini bisa meraup keuntungan sebesar 3 Miliar Rupiah. Ibu Yesi hanya bermodalkan belajar secara otodidak dengan melihat video tutorial di Channel Youtube, dan sudah 2 tahun beliau memulai usaha konveksi.Â
"Dulu saya hanya suka membuat baju untuk diri saya sendiri, seperti baju untuk dirumah dan daster saja. Saya dulu hanya bisa menjahit dengan tangan saja, lalu saya bertemu dengan teman dekat yang mengajari saya bagaimana cara memakai mesin jahit manual.Â
Setelah itu, saya mulai menabung untuk membeli mesin jahit otomatis yang pakai listrik ini. Alhamdulillah semua orderan yang masuk ke saya bisa saya kerjakan dan konsumen juga senang karna hasil yang memuaskan." Ujarnya, Rabu (27/7)
Dimulainya  usaha ini tentu berkat adanya dukungan dari orang tua dan lingkungan sekitar. Beliau pun bisa memperkerjakan orang-orang disekitar rumahnya saat pesanan konveksi mulai semakin banyak dan membeludak.Â
Bisnis UMKM ini juga merasakan bagaimana untung dan rugi yang besar, ditipu supplier kain dan adanya kerugian lainnya.Â
Namun, Ibu Yesi tidak menyerah dan selalu bangkit. Adanya motivasi pada diri sendiri inilah yang membuat beliau bisa meraup keuntungan yang cukup besar dan mampu menggerakan warganya untuk meningkatkan perekonomian warga sekitar.