Pembuatan film yang dikemas dengan genre horror dengan beberapa tujuan yang dijelaskan oleh pihak produksi tentang alasan mengangkat kisah Vina sebagai film dapat dinilai tidak sesuai dan tidak tersampaikan. Adapun dikatakan jika film ini dibuat dan ditayangkan agar mengangkat kembali kasus Vina sehingga kepolisian dapat mengungkap kembali kasus ini dan menangkap pelaku yang belum ditangkap, selain itu juga terkait meningkatkan awareness masyarakat terkait perundungan, dan adanya geng motor liar. Jika bertujuan yang demikian, film Vina tidaklah seharusnya dibuat genre horror dan membuat karakter Vina di sini menjadi 'villain' atau 'setan'. Untuk mengungkap kembali kasus ini dan mencari keadilan bagi korban serta mengedukasi masyarakat, film ini dapat dibuat dalam bentuk dokumenter dengan mewawancarai semua pihak yang terlibat dan ada kaitannya dengan kejadian tersebut. Atau, dapat pula dikemas dengan genre crime dimana lebih menampilkan sisi-sisi dari aparat Kepolisian dalam melakukan investigasi terkait kejadian tersebut. Dengan dibuat secara dokumenter maupun crime, dirasa maksud dari keluarga korban akan tersampaikan dan publik akan tertarik juga untuk turut mencari tau dan menjawab keresahan tentang pelaku-pelaku yang belum ditemukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H