Politisi yang akan muncul nantinya juga sudah disusun dan direncanakan sebagaimana rupanya oleh Putin sesuai tujuan awal mereka. Tidak ada satupun yang berani memberontak atas kekuasaan yang sudah ada, semua dibawah naungannya.
Kekuasaan Putin juga turut menyorot dari pengambilalihan wilayah Crimea oleh Rusia, dengan ditandai adanya perubahan bendera yang berkibar di daerah militer Semenanjung Laut Hitam menjadi bendera Rusia. Seperti yang dilansir dari Republika.co.id, Alexander Malevany selaku Kepala Deputi Federal Security Service, mengatakan bahwa langkah aktif telah diambil untuk membalas apa yang dia sebut sebagai perkembangan langkah barat dalam melemahkan Rusia.
Rusia menggunakan Crimea sebagai banteng militer untuk melawan negara tetangga yaitu Ukraina. Tak hanya berhenti sampai situ saja, alih-alih beralasan bahwa sebagian besar warga yang ada di Kawasan Laut Hitam merupakan warga beretnis Rusia, lantas dasar asumsi itulah yang dijadikan alasan Rusia dalam melakukan proses perebutan wilayah Ukraina. Keberhasilan atas perebutan wilayah Crimea menjadi faktor terbesar atas kemenangan Putin, hingga kepemimpinannya dalam menentukan laju dan menentukan hubungan Rusia dengan Barat.
Presiden Rusia Vladimir Putin memang tak henti-hentinya melakukan segala aksi guna mempertahankan kekuasaan yang sudah ada. Otak yang sangat cerdik memang tidak membuatnya salah langkah dalam mengambil keputusan, bahkan adanya celah tetap bisa dimanfaatkan. Seperti yang dibuktikkan pada aksinya dalam mendukung pasukan pro Bashar al-Assad di Suriah dengan tujuan untuk dapat mengetahui bahwa hanya Rusia saja yang bisa mempunyai kuasa penuh terhadap wilayah vital di Timur Tengah. Dapat dilihat pula dari sudut pandang yang lain bahwa aksi Rusia itu juga dapat melahirkan adanya kesempatan untuk menguji persenjataan baru dan taktik militer. Sungguh merupakan sesuatu cara yang mempunyai banyak pengaruh baik bagi Rusia.
Disisi lain, kita memang tidak bisa mengelak kehendak yang sudah terjadi atas kekuasaan Putin karena memang ada sisi positif yang bisa diwajarkan. Sebuah konsep feodal untuk tidak menyalahkan keberadaan kebijakan ekspansi Rusia kini telah berkembang kembali sejak masa kepemimpinan Putin. Alasan itulah yang juga menjadi dasar pengaruh Crimea untuk masih tetap memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Rusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H