Mohon tunggu...
Sarah Kartika Pratiwi
Sarah Kartika Pratiwi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Psikologi. Menyukai Psikologi, Jurnalistik, Sajak dan Puisi, serta Kriminologi. Memiliki keinginan kuat untuk terus maju, belajar, dan berkembang.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Makna Kegagalan Mengejar Prestasi

22 September 2013   12:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:33 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu tipe buah, yang tidak akan kamu ketahui rasanya, hingga kamu mendapatkannya. Buah prestasi.

Saya akan bercerita singkat. Cerita mengenai pengejaran saya dalam sebuah kompetisi. Kompetisi itu berujung pada sebuah kegagalan, bila saya hanya menilainya dari ada tidaknya tropi. Namun ketiadaan tropi kala itu membuat saya berpikir ‘betapa beruntungnya saya’ sambil mendesah lega.

Ketika kamu berbuat sesuatu, sekeliling kamu akan merespon tindakan kamu. Itu hukum aksi reaksi. Beberapa orang di sekitarmu akan setuju dengan yang kamu lakukan, dan sebagian mungkin tidak. Itu bagian dari konsekuensi tindakan. Begitupun saat kamu bergabung dalam sebuah kompetisi, kamu akan menemukan teman-teman seperjuangan luar biasa yang memiliki satu visi dan satu tujuan. ‘Bagaimana jika saya belum menemukannya?’ Maka carilah.

Bila mengikuti lomba, hadiah pasti menjadi salah satu daya tarik peserta. Uang berjuta-juta, sertifikat, jaminan beasiswa, jaminan jalan-jalan ke luar negeri, atau sepaket kamera keren yang sedang diimpi-impikan. Mendamba hadiah memang tidak salah. Tetapi apakah kamu serendah itu dalam bertindak. Demi sebuah benda maka apa bedanya kamu, manusia, dengan keledai yang dicambuk untuk mendapat wortel di depannya.

Steve Jobs meninggalkan pesan penting mengenai pekerjaan. “You’vegot to find what you love. The only way to do great work is to love what you do. If you haven’t found it keep looking. Don’t settle,”ujar Steve Jobs. Bagi saya, pesannya sangat gamblang. Raihlah prestasi bidang yang sangat kamu sukai, bahkan kamu cintai. Jika kamu belum tahu bidang apa yang kamu sukai, cari dan jangan berhenti.

Salah satu cara untuk menemukan dan memastikan bidang apa yang menarik minat adalah dengan mengikuti kompetisi. Diri kamu terasah untuk mencari dan mencari. Sayangnya, memulai untuk mengikuti kompetisi secara individual memang berat. Untuk awal, lebih baik untuk mengikuti kompetisi beregu. Teman setim akan menjadi teman paling menginspirasi saat semangat kamu turun dan lelah.

Di sanalah, kamu akan dinilai tidak hanya oleh juri, namun juga oleh teman-teman setim. Mulai dari obrolan ringan hingga rencana program ke depan dan feedback bagi diri tim akan menuntunmu menemukan what you love to do.

Pencarian what you love to do melalui kompetisi tidak mutlak berakhir kemenangan. Karena hidup merupakan sebuah permainan paling rumit, maknai hasil akhir sepositif mungkin yang bisa kamu lakukan. Di saat itulah, situasi mengkondisikan kita untuk memasrahkan segalanya atas semua usaha yang pernah dilakukan.

Banyak yang berkata menanggapi kemenangan akan lebih mudah daripada menghadapi kegagalan. Siapa bilang? Ketika menemui kegagalan dan kegagalan, percayalah, bahwa untuk saat itu, bagi dirimu, kegagalan adalah hal paling tepat. Itu artinya, lebih mudah untuk menghadapi kegagalan daripada tertawa dengan kemenangan yang belum tentu kamu cocok dengannya.

Seperti saya, kegagalan di sebuah kompetisi beregu yang pertama kali saya ikuti di awal menjadi mahasiswa mengantarkan saya menuju perubahan hidup di PPSDMS Yogyakarta angkatan VI.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun