Mohon tunggu...
Sarah Hussein Moedava
Sarah Hussein Moedava Mohon Tunggu... -

Simple Person

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Setengah Perjalanan

11 Juni 2010   05:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:36 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

yah hal yang tidak pernah aku pikirkan untuk kedepan dan kebelakangnya, entah mungkin karna ambisi yang begitu besar atau karena ego yang begitu tinggi.tapi kata ibuku mungkin karna aku masih dalam keadaan labil dan belum tau apa yang harus dihadapi kelak. dalam batinku yang terus memberontak untuk kehidupan yang tak pernah berpihak baik padaku,(atau mungkin aku yang tidak berpihak baik terhadap kehidupan), aku cukup memandang sinis realita yang ada selama aku hidup. seperempat jalan itu aku lalui, dengan usia yang masih belia dan meninggalkan satu keadaan disaat aku kecil.

untuk kini, suatu pekerjaan yang begitua aku cintai saat itu, aku tinggalkan karena apa yang aku dapatan tidak sesuai dengan yang aku kerjakan, yah aku meninggalkannya, ke tempata yang baru, yang menurutku prospek kedepanyya bagus dan masa depanpun lebih terjamin. tapi yang aku tinggalkan , malah menjadi lebih baik, sesal itu seketika ada, tapi kemudian hilang jika rasa sakit hatiku muncul.

tidak dapat aku pungkiri setiap akan pergi ketempat kerja yang baru aku selalu lewat ketempat kerja yang lama, aku ingin kembali seketika batinku menjerit, setelah pergi dari itu, perasaan untuk ingin kembali sudah hilang dan aku fokus ke kerjaanku sekarang, walaupun masih dibagian yang sama.

yah tadi malam aku bermimpi, berjalan di jalan yang gelap, dengan membawa senter ditangan ku, selang beberapa meter aku melangkah aku kemudian membalikkan badanku kebelakang, yah cahaya terang benderang yang aku tinggalkan dari senter ku, dan aku kemudian berhenti di jalan itu."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun