Puisi ini dipersembahkan untuk pria yang telah berhasil menarik perhatian seorang wanita dengan kesederhanaan dan kemurniannya, kisah seorang wanita yang terpikat oleh kesan pertama pria yang menurutnya tidak terlupakan namun ternyata pria itu menghilang tanpa kata, bertemu seolah tak mengenal. kelanjutan kisahnya bisa dibaca di part berikutnya yaaa!!
Dibawah terik mentari
duduk menunggu dalam gerah
lalu lalang kendaraan pun tak kau jumpa
yang di nanti tiba kemudian
tak mengenal dekat sebelum jumpa
kesan indah diawal temu
hangat dan tenang
seolah kasih di masa depan
gerimis tak berteduh
sendu dalam suasana
duduk berdua tanpa rasa
namun terasa menenangkan
mata menatap cahaya didepan
layar kaca penuh cerita
menikmati waktu, menikmati cerita
banyak alur tak dimengertiÂ
ia jelaskan perkata, aku mengerti
ya, film favorit dia
banyak bercerita
tentang siapa dirinya
fikirku tak penasaran
ia percaya diri menuturkan
bagus, jelek tetap dikatakan
sejak kata ia berucap
meyakini dalam hati
baik, mandiri, tutur yang indah
dan sikap yang menjaga
aku suka
waktu kian berlalu
enggan ditinggal cerita
kesan yang istimewa
tenang nan hangat
tak terlupa dalam hati
dalam fikir terus diingat
kenangan yang malang
hati yang terbuang
rasa yang sia-sia
hilang tanpa jejak
pergi tanpa kata
kasihan pada diri
tertipu oleh kenyamanan
dihancurkan oleh perasaan
waktu yang kian berlalu
kembali pura-pura tersenyum
kian hari-kian membaik
terfikir kembali walau sekejap
namun sudah terbiasa.
Note.Â
Jangan terlebih dahulu menaruh hati kepada seseorang dikesan pertama, karena belum tentu apa yang kita pikirkan itu apa yang dia pikirkan juga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H