Mohon tunggu...
sarah fauziah
sarah fauziah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Saya Sarah Fauziah, seorang ibu rumah tangga kelahiran 1996 yang meniti karir menjadi penulis. Awalnya, menulis adalah hobi semata, tetapi alhamdulillah seiring waktu menjadi profesi. Saya sudah menerbitkan 3 buku solo dan lebih dari 40 buku antologi. Senang berkenalan dengan Anda.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Kasus Viral Ibu dan Anak di Tangsel: Memahami Penyebab dan Solusi dari Perspektif Islam

12 Juni 2024   07:27 Diperbarui: 12 Juni 2024   07:48 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti kasus viral di Tangerang Selatan yang menarik perhatian publik sejak awal Juni 2024. Seorang ibu berinisial R (22 tahun) diduga melecehkan anak laki-lakinya yang masih balita. Kasus ini terungkap setelah tersebar luas di media sosial TikTok dan X. Berdasarkan laporan dari kompas.com pada 3 Juni 2024, R mengaku melakukan tindakan tersebut karena bujukan dari kenalannya di Facebook yang menjanjikan sejumlah uang sebagai imbalan.


Polda Metro Jaya telah menetapkan R sebagai tersangka dan sedang menjalani pemeriksaan. Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Adi Aram Indradi, tindakan ini terjadi pada 28 Juli 2023. Komisioner KPAI, Dian Sasmita, menyatakan keprihatinan mendalam atas kekerasan seksual dan psikis yang dialami oleh anak balita tersebut, menekankan bahwa trauma ini akan berdampak buruk pada tumbuh kembang sang anak.

Kenapa Itu Bisa Terjadi?

Freepik.com
Freepik.com


Kasus kekerasan seksual terhadap anak ini tidak hanya mencerminkan tindakan kriminal individu, tetapi juga mengungkap masalah sistemik yang lebih besar dalam masyarakat. Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya kekerasan ini:


1. Pengaruh Sekulerisme: 

Sekulerisme, yang memisahkan agama dari kehidupan publik, telah merasuki banyak aspek kehidupan masyarakat. Norma-norma moral dan etika yang seharusnya menjadi panduan perilaku individu semakin terabaikan. Dalam sistem sekuler, banyak tindakan diukur berdasarkan manfaat materi daripada nilai-nilai moral atau agama.


2. Sistem Pendidikan yang Jauh dari Nilai-nilai Islam: 

Sistem pendidikan sekuler yang diterapkan di Indonesia tidak sepenuhnya mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam kurikulumnya. Akibatnya, individu tidak memiliki landasan moral yang kuat, yang penting untuk membentuk perilaku yang beretika.


3. Media yang Tidak Teratur: 

Media dalam sistem sekuler kapitalis sering kali memuat konten yang tidak mendidik dan bahkan memicu syahwat. Kebebasan berperilaku dan berekspresi yang disalahgunakan oleh media dapat mempengaruhi perilaku masyarakat, termasuk tindakan kekerasan dan pelecehan seksual.


4. Ekonomi yang Menyulitkan: 

Faktor ekonomi juga berperan dalam kasus ini. Janji sejumlah uang dari pelaku di media sosial menunjukkan betapa tekanan ekonomi dapat mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang tidak bermoral. Krisis ekonomi dan kemiskinan dapat menyebabkan stres dan frustasi yang berujung pada kekerasan.


Apa Solusi yang Bisa Dilakukan?

Freepik.com
Freepik.com

Islam menawarkan solusi komprehensif untuk mengatasi kekerasan terhadap anak dan masalah sosial lainnya melalui penerapan sistem yang integral dan holistik. Berikut adalah beberapa pendekatan yang ditawarkan Islam:


1. Penerapan Sistem Pendidikan Berbasis Nilai-nilai Islam: 

Sistem pendidikan harus berlandaskan nilai-nilai Islam yang menekankan moralitas, etika, dan tanggung jawab sosial. Pendidikan yang benar akan membentuk individu yang bertakwa dan berakhlak mulia.


2. Pengaturan Media yang Mendidik: 

Media massa harus diawasi dan diatur untuk memastikan konten yang disajikan mendukung peningkatan keimanan dan ketaatan kepada Allah. Tayangan yang merusak moral dan memicu perilaku negatif harus dihindari.


3. Kebijakan Ekonomi yang Adil: 

Negara harus menjamin adanya lapangan kerja yang memadai dan layak agar kepala keluarga dapat memenuhi kebutuhan keluarganya tanpa tekanan ekonomi yang berlebihan. Dengan demikian, risiko kekerasan akibat stres ekonomi dapat diminimalisir.


4. Penerapan Hukum Syariat: 

Islam memiliki hukum yang tegas dan adil dalam menangani pelanggaran, termasuk kekerasan seksual terhadap anak. Hukuman yang sesuai dengan syariat akan memberikan efek jera dan mencegah orang lain melakukan pelanggaran serupa.


5. Peran Negara sebagai Pelindung: 

Negara dalam pandangan Islam harus berfungsi sebagai pelindung dan penjaga seluruh rakyatnya, termasuk anak-anak. Negara bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

6. Peningkatan Kesadaran dan Peran Keluarga: 

Keluarga harus berperan aktif dalam mendidik anak-anak dengan nilai-nilai Islam. Orang tua harus sadar akan tanggung jawab mereka dan diberdayakan untuk menjalankan peran mereka dengan baik.

Kesimpulan


Kasus kekerasan terhadap anak di Tangerang Selatan mengungkap masalah sistemik dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh sekulerisme dan kapitalisme. Islam menawarkan solusi yang menyeluruh dari akarnya untuk mengatasi masalah ini melalui penerapan nilai-nilai moral dalam pendidikan, pengaturan media yang mendidik, kebijakan ekonomi yang adil, penerapan hukum syariat, dan peran aktif negara serta keluarga. Dengan penerapan prinsip-prinsip Islam, diharapkan masyarakat dapat terbebas dari kekerasan dan hidup dalam lingkungan yang aman dan sejahtera

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun