Sistem pendidikan harus berlandaskan nilai-nilai Islam yang menekankan moralitas, etika, dan tanggung jawab sosial. Pendidikan yang benar akan membentuk individu yang bertakwa dan berakhlak mulia.
2. Pengaturan Media yang Mendidik:Â
Media massa harus diawasi dan diatur untuk memastikan konten yang disajikan mendukung peningkatan keimanan dan ketaatan kepada Allah. Tayangan yang merusak moral dan memicu perilaku negatif harus dihindari.
3. Kebijakan Ekonomi yang Adil:Â
Negara harus menjamin adanya lapangan kerja yang memadai dan layak agar kepala keluarga dapat memenuhi kebutuhan keluarganya tanpa tekanan ekonomi yang berlebihan. Dengan demikian, risiko kekerasan akibat stres ekonomi dapat diminimalisir.
4. Penerapan Hukum Syariat:Â
Islam memiliki hukum yang tegas dan adil dalam menangani pelanggaran, termasuk kekerasan seksual terhadap anak. Hukuman yang sesuai dengan syariat akan memberikan efek jera dan mencegah orang lain melakukan pelanggaran serupa.
5. Peran Negara sebagai Pelindung:Â
Negara dalam pandangan Islam harus berfungsi sebagai pelindung dan penjaga seluruh rakyatnya, termasuk anak-anak. Negara bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
6. Peningkatan Kesadaran dan Peran Keluarga:Â
Keluarga harus berperan aktif dalam mendidik anak-anak dengan nilai-nilai Islam. Orang tua harus sadar akan tanggung jawab mereka dan diberdayakan untuk menjalankan peran mereka dengan baik.
Kesimpulan
Kasus kekerasan terhadap anak di Tangerang Selatan mengungkap masalah sistemik dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh sekulerisme dan kapitalisme. Islam menawarkan solusi yang menyeluruh dari akarnya untuk mengatasi masalah ini melalui penerapan nilai-nilai moral dalam pendidikan, pengaturan media yang mendidik, kebijakan ekonomi yang adil, penerapan hukum syariat, dan peran aktif negara serta keluarga. Dengan penerapan prinsip-prinsip Islam, diharapkan masyarakat dapat terbebas dari kekerasan dan hidup dalam lingkungan yang aman dan sejahtera
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H