Mohon tunggu...
Sarah Diva Azzahra
Sarah Diva Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Hubungan yang Sehat Melalui Etika dalam Periklanan

7 Juli 2024   20:03 Diperbarui: 7 Juli 2024   20:21 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.pngtree.com/free-png-vectors/kejujuran

Nama : Sarah Diva Azzahra

NIM : 23010400023

Mata Kuliah : Pengantar Advertising J

Dosen Pengampu : Jamiati KN, S.I.Kom., M.I.Kom.,

Petingnya Kebenaran dan Edukasi dalam Informasi Iklan

Iklan merupakan bentuk komunikasi atau strategi pemasaran untuk mempromosikan sebuah produk, ide,atau layanan kepada masyarakat luas dengan tujuan mengajak para calon konsumen  untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan produsen melalui berbagai media massa seperti, televisi, radio,majalah, internet, koran, media sosial, dan surat kabar. Dengan tujuannya untuk dikomunikasikan kepada msyarakat luas, periklanan harus menyajikan informasi yang mendidik, fakta, informatif, dan beretika. Menurut Sony keraf , iklan merupakan salah satu strategi pemasaran yang bermaksud untuk mendekatkan barang yang hendak dijual kepada konsumen. Dalam hal ini  berarti bahwa dalam iklan kita dituntut untuk selalu mengatakan hal yang benar kepada konsumen tentang produk sambil membiarkan konsumen bebas menentukan untuk membeli atau tidak membeli produk itu.

Menurut DR. James, etika adalah memperhatikan suatu tingkah laku manusia di dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan moral. Etika lebih mengarah ke penggunaan akal budi dengan objektivitas guna menentukan benar atau salahnya serta tingkah laku seseorang terhadap lainnya. Dalam beriklan etika sangat perlu diperhatikan karena iklan berfungsi sebagai media  informasi untuk dikonsumsi publik dan calon konsumen. Maka, informasi yang diberikan harus menyatakan kebenaran tanpa kebohongan serta mengedukasi konsumen untuk menentukan produk yang akan dibeli atau digunakan.

Etika periklanan adalah prinsip-prinsip yang harus diikuti produsen dalam menyajikan informasi tentang produk yang dipromosikan  seperti manfaat, fitur, dan harga dengan jujur dan tidak menyesatkan calon konsumen. Iklan yang disajikan produsen harus melalui pertimbangan matang akan dampaknya  pada masyarakat dan harus mengikuti standar industi yang berlaku. Dengan mengikuti prinsip-prinsip etika periklanan, produsen akan membangun kepercayaan konsumen pada produk atau jasa yang dipromosikan. Seperti yang dikatakan Franz Magnis Suseno, etika periklanan adalah ilmu yang mencari orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan dalam tindakan manusia. Iklan harus mempunyai unsur persuasif yang efektif tanpa mengabaikan informasi-informasi yang bila disampaikan kepada pemirsanya malah akan membuat pemirsanya tidak tertarik untuk menjadi konsumen produk atau jasa.

Tantangan Etika dalam Targeting dan Segmentasi Pasar

Pada dunia bisnis periklanan merupakan bagian penting dalam mengkomunikasikan sebuah informasi untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat luas. Namun, masih ada beberapa periklanan tidak begitu memerhatikan etika yang ada untuk beriklan, sehingga terkadang menimbulkan efek yang negatif kepada para calon konsumen. Hal itu menimbulkan kekhawatiran  dari segi moral dari iklan yang tidak memiliki nilai-nilai yang bersifat edukatif dan semata-,mata hanya untuk keuntungan produsen.

Etika periklanan dalam targeting atau penentuan segmen pasar memerlukan perhatian ekstra secara khusus dan hati-hati terhadap kelompok-kelompok masyarakat yang rentan seperti anak-anak dan kaum minoritas. Targeting pada anak-anak harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena mereka masih mudah terpengaruh dan kemampuan berpikir secara kritis yang masih belum kuat. Mereka dengan mudah terpengaruh dengan iklan yang ditampilkan tanpa banyak pertanyaan, ini berpotensi merugikan konsumen seperti produk makanan, mainan atau barang membuat mereka mengonsumsi mimuman yang belum waktunya untuk dikonsumsi pada usianya dan membuat anak-anak menjadi lebih materialistis.

Begitu pula dengan kaum minoritas contohnya perokok, targeting rokok yang mengarah pada wanita sering kali ditemukan dengan citra yang kuat dan mandiri dengan menggambarkan keindahan fisik dan kebebasan individual yang menimbulkan wanita untuk terlihat menarik. Sementara konsekuensi dari mengonsumsi produk tersebut cukup serius untuk kesehatan seperti, kanker, penyakit jantung, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), menopause dini, dan kulit kusam. Oleh karena itu, pihak produsen harus merancang strategi targeting dan memerhatikan dampak sosial dan etika dari promosi yang dilakukan.

Kejujuran dan integritas dalam strategi periklanan adalah bagian dari kewajiban dalam beriklan yang menuntut informasi yang disampaikan fakta, akurat, jelas, dan tidak menyesatkan. Hal ini berarti para produsen harus menggambarkan produk atau jasa yang ditawarkan termasuk manfaat, fitur, dan harga yang terkait. Namun, belum semua periklanan mengikuti kewajiban ini dengan penyajian secara berlebihan dan memanipulasi fakta untuk peningkatan penjualan yang malah berdampak menyesatkan konsumen karena membuat keputusan yang tidak tepat berdasarkan iklan yang tidak jujur. Memanipulasi publik untuk keuntungan individual atau sebuah kelompok adalah sebuah tindakan yang melanggar etika periklanan. Ini merugikan masyarakat dan produsen yang mengikuti prinsip etika dengan baik karena, kepercayaan publik terhadap media menjadi berkurang, dan juga menumbuhkan rasa tertipu atau dikhianati pada periklanan.

Untuk menumbuhkan etika promosi, penting untuk mematuhi prinsip-prinsip yang menjunjung tinggi integritas dan keadilan dalam industri periklanan, berikut hal-hal yang harus diperhatikan :

  • Menghindari Penggunaan Sesualitas atau Daya Tarik Seksual                                                                                                                                        Penggunaan sensualistas sering dianggap kontroversial dalam industri periklanan yang menimbulkan kontroversi dan kritik dari masyarakat. Hal ini berpotensi merusak citra merek dan persepsi negatif dalam jangka Panjang.
  • Tidak Menyerang Saraf Motorik Anak                                                                                                                                                                                          Penting untuk melindungi anak-anak dari manipulasi yang bisa merugikan mereka dengan memanfaatkan ketidaktahuan mereka untuk kepentingan komersial.
  • Tidak Menyerang  Produk Pesaing                                                                                                                                                                                                 Pengiklan tidak boleh menjelekkan produk pesaing dengan cara yang tidak etis dan menggambarkan produk mereka yang paling unggul tanpa bukti yang jelas.

Dalam dunia periklanan, etika adalah kunci untuk membangun hubungan yang sehat antara produsen, konsumen, dan masyarakat. Iklan tidak hanya sebuah alat promosi, namun juga bertanggung jawab secara moral untuk menyampaikan informasi yang benar dan tidak menyesatkan. Dengan menghargai kepercayaan konsumen dan mementingkan integritas dalam strategi periklanan, produsen dapat membangun reputasi yang kuat dan menghormati nilai-nilai  kemanusiaan. Prinsip-prinsip seperti kejujuran, menghindari manipulasi, dan melindungi kelompok rentan seperti annak-anak dan kaum minoritas harus dipegang teguh dalam upaya menciptakan industri periklanan yang bertanggung jawab dan memberi dampak positif bagi masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun