"Oh begitu yah bu," kata Nida menghampiri sambil menyunggingkan senyumannya.
![Dok.pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/04/03/hongkong-5ac2ef1716835f6e9c29f725.jpg?t=o&v=555)
Untuk membuat kari ikan salmon tersebut memang penuh perjuangan tidak hanya dalam proses memasak tetapi juga bahan baku di mana sebagian bumbu harus dikirimkan dari Indonesia karena di Chinese Supermarket di Leeds tidaklah lengkap.
Saya teringat di zaman saya pertama kali diajarkan memasak kari ikan tersebut oleh house mate saya, Pak Ngadirin. Prosesnya cukup memakan waktu serta juga membutuhkan kesabaran dan kekuatan tingkat dewa, di mana kepala ikan tersebut harus dibersihkan sampai benar-benar bersih lalu direndam dengan air perasan jeruk nipis.
Setelah itu proses menghaluskan bawang putih, bawang merah, kemiri, biji ketumbar dan kunyit semuanya dicampur menjadi satu dengan takaran yang harus pas sebelum ditumis di wajan. Proses memasukkan santannya pun juga harus perlahan dan penuh perjuangan karena tidak bisa ditinggal begitu saja agar ikannya tidak hancur jika dibolak balik.
Api juga harus diperhatikan besar kecilnya, saya jadi belajar kapan api sudah harus dikecilkan sambil tetap diaduk karena jika lengah sedikit santannya akan menggumpal.
Setelah itu saya memasukkan bahan lainnya, seperti serai, lengkuas, daun salam, daun jeruk, cabe rawit dan air perasan jeruk nipis, sambil tetap diaduk hingga santan berubah menjadi warna kuning keemasan, warna yang tentunya telah ditunggu-tunggu sedari tadi. Tidak lupa memasukkan telur ayam rebus agar bau amis dari kepala ikan tersebut hilang.
Repot? Rumit? Memang kedengarannya sepele tapi untuk saya sebagai student yang sedang sibuk mengerjakan tesis, waktu yang saya luangkan tersebut adalah suatu perjuangan besar. Ada rasa cinta yang terasa di setiap adukannya. Memasak dengan melibatkan cinta berarti memasak dengan sungguh-sungguh dengan mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki, sehingga hasil yang didapatkan pun akan berbeda dengan memasak secara asal-asalan.
Perasaan cinta yang saya tumpahkan seutuhnya di saat saya memasak tersebut membuat saya merasa penuh semangat dan bahagia. Dari memasak kari kepala ikan salmon inilah makin mengingatkan saya bahwa keahlian dalam suatu hal jika digabungkan dengan cinta akan menghasilkan sesuatu yang masterpiece. #eaaaaa
Hal tersebut tidak hanya dalam hal memasak, dalam segala hal cintalah yang menjadi motor penggerak utama saya dalam berkarya because love never fails.
"If you do what you love, you inspire yourself and awaken the hearts of others"
Unknown
April 2nd, 2018