Mohon tunggu...
Sarah Anggraeni
Sarah Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi S1 Teknik Geologi di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kota Kecil "Sangatta" Salah Satu Pemasok Energi Minyak dan Gas Bumi di Kalimantan Timur

16 Oktober 2024   19:21 Diperbarui: 16 Oktober 2024   19:33 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Migas adalah singkatan dari minyak dan gas bumi, yang terbentuk dari hasil proses alami penguraian bahan organik dari hewan dan tumbuhan yang terkubur di dalam bumi selama jutaan tahun. Prosesnya dimulai dari pengendapan material organik di lingkungan seperti rawa-rawa dan laut, yang kemudian mengalami kompresi dan transformasi di bawah tekanan dan panas ekstrem di dalam bumi. Migas dieksplorasi melalui pengeboran, setelah itu diekstraksi, diolah, dan diproduksi untuk berbagai keperluan energi.

PT Pertamina EP Sangatta merupakan bagian dari Pertamina EP Asset 5, yang mengelola lapangan migas di Kalimantan Timur. Sangatta sendiri memiliki sumber daya migas yang signifikan. Pengeboran migas berpotensi menimbulkan dampak lingkungan seperti kontaminasi tanah dan air oleh hidrokarbon serta limbah berbahaya yang dihasilkan selama eksploitasi. Selain itu, struktur geologi yang rapuh dapat memicu tumpahan minyak atau kebocoran gas. Dalam kegiatan migas, pengeboran juga dapat menyebabkan ketidakstabilan tanah yang berdampak pada lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan ekplorasi dan produksi migas, PT Pertamina EP Sangatta menerapkan berbagai langkah, seperti pemantauan yang ketat terhadap emisi gas, pengelolaan limbah berbahaya, serta pemulihan lingkungan pasca pengeboran. Dalam hal terjadi tumpahan minyak misalnya, Pertamina telah mengandalkan sistem deteksi dini dan peralatan tanggap darurat seperti penutup tumpahan dan alat pemulihan minyak untuk meminimalkan kerusakan lingkungan.

Dalam lima tahun terakhir, PT Pertamina EP Sangatta telah mencatat beberapa kemajuan penting dalam produksi migas. Salah satu pencapaian terbesar terjadi pada tahun 2023, ketika produksi minyak dari sumur SBR-34 mencapai 853 barel per hari (BOPD), meningkatkan total produksi lapangan Sangatta menjadi 2.719 BOPD. Ini merupakan angka tertinggi sejak 18 tahun terakhir. Keberhasilan ini menjadi salah satu tonggak penting dalam upaya perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi migas di tengah tantangan penurunan alami produksi.  Pertamina EP Sangatta juga menerapkan strategi inovatif dan teknologi mutakhir untuk meningkatkan efisiensi pengeboran. Misalnya, strategi Continuous Striving Cost Effectiveness berhasil menekan biaya pengeboran hingga US$200.000 per sumur dan mempercepat waktu pengeboran sebesar 17%. Inovasi-inovasi ini tidak hanya berkontribusi pada peningkatan produksi, tetapi juga membantu perusahaan dalam mencapai target nasional produksi migas. 

Dalam menghadapi tantangan lingkungan, Pertamina EP Sangatta juga berkomitmen untuk menjalankan operasi yang berkelanjutan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), yang memastikan bahwa kegiatan produksi migas dilakukan dengan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Selama lima tahun terakhir ini juga tidak ada laporan kecelakaan kerja yang signifikan di PT Pertamina EP Sangatta, karna komitmen mereka untuk menjaga standar keselamatan di industri yang berisiko tinggi yang selalu menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan, Keselamatan, Keamanan, dan Lingkungan (HSSE). Sistem ini dirancang untuk mencegah kecelakaan, kebakaran, dan penyakit akibat kerja, serta menjaga keamanan operasional dan mencegah pencemaran lingkungan di area kerja. PT Pertamina EP Sangatta juga secara berkala melakukan evaluasi dan pelatihan untuk memastikan kesadaran dan kepatuhan terhadap keselamatan kerja di semua level operasional mereka.

Artikel ini merupakan tugas mata kuliah "Minyak dan Gas" berupa penyampaian opini terkait sumberdaya minyak dan gas bumi yang terdapat pada wilayah tempat tinggal asal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun