Mohon tunggu...
Sarah Amijaya
Sarah Amijaya Mohon Tunggu... -

wanita biasa yang ingin menjadi sholehah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

-Ku Cari Kejakmu.... Ku Temukan Kisahmu-

22 Juni 2011   01:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:18 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepenggal kesahmu yang hanya bias kujawab dengan diam….kepalan tinjumu yang siap aku terima ternyata membentur dinding…..panik….ya aku panik sekali ketika itu

aku  membawamu ke klinik…untung tanganmu tak sampai retak…..masya allah….

Setiap hari silih berganti abang-abang dan mba-mba kita memanggilku bergantian hanya untuk bertanya ada apa dengan kita????kenapa dengan tanganmu????

Rasa bersalahku yang memekat membuatku hanya bisa terdiam…aku tak tau harus menjawab apa….protesmu yang tiba-tiba belum lagi tercerna dengan baik oleh otakku. Rasanya aku ingin menghilang…semua menyalahkanku

Tak menunggu jawabku.. tak menunggu reaksiku….tak membiarkanku berpikir sejenak kau sudah muncul dengan penampilan baru…jilbab yang kau tanggalkan….rumah yang bahkan sempat kau tinggalkan.

Saat itu aku sedang Ta'lim menemukan ketenanganku sendiri, ketika HP ku berbunyi....itu dari ibumu, beliau menangis sambil menanyakan keberadaan dirimu,

Ya Allah....ada apa lagi ini batinku. Seketika aku menghubungi semua teman-teman kita tapi hasilnya tetap nihil. Hingga keesokan harinya ibumu memberi kabar kau sudah pulang diantar Polisi kau ditemukan hampir pingsan di jalanan menuju Solo....Astagfirullah al adziem.

Saat itu yang bisa kulakukan hanya menarik diri dari hidupmu, aku yang tak bertanggung jawab kecammu. maafkan aku....

Ya Allah….aku juga punya masalah sendiri yang tak bisa kubagikan….maafkan aku yang tak ada saat kau membutuhkanku…

Aku tak sempat memperbaiki apa-apa yang telah terjadi atasmu…atas  persahabatan kita.

2005

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun