Dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, pertumbuhan ekonomi provinsi Lampung juga cukup cepat. Pada tahun 2018 PDRB Provinsi Lampung sebesar 39,864 ribu dengan dominasi PDRB di bidang pertanian, yang menyumbang 31,81% dari PDRB secara keseluruhan. Dengan jumlah angkatan kerja yang besar di bidang pertanian, namun tingkat kesejahteraan yang rendah menyebabkan kemiskinan di kalangan petani. Tingkat kesejahteraan petani seharusnya sebanding dengan peran pertanian dalam PDRB (Santikajaya A, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada banyak angkatan kerja di sektor pertanian, kemiskinan tertinggi terjadi di sektor pertanian. Nilai tukar petani yang rendah, 105,84%, menunjukkan bahwa pendapatan tidak seimbang dengan pengeluaran. Tidak adanya jaminan hasil pertanian, produksi pertanian yang rendah, dan produksi pertanian yang rendah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk lahan yang usang, sarana produksi pertanian (pupuk, bibit, dan obat) yang tidak tersedia dan tidak berkualitas, kekurangan teknologi pertanian yang menunjang, kurangnya permodalan, serta ketergantungan pada komoditas utama, seperti padi, membuat pendapatan petani rentan terhadap fluktuasi harga dan risiko gagal panen. Perkembangan pendapatan riil petani adalah salah satu indikator kesejahteraan petani, menurut Kresna (2016). Sarana produksi yang digunakan petani dalam kegiatan pertanian sangat memengaruhi pendapatan riil mereka. Dalam hal permodalan, para petani akhirnya terlilit hutang dengan rentenir karena kekurangan modal. Perkembangan pendapatan riil petani adalah salah satu indikator kesejahteraan petani.
Provinsi Lampung memiliki potensi besar dalam sektor pertanian dengan beragam komoditas unggulan seperti padi, kopi, jagung, dan singkong. Namun ketergantungan pada komoditas utama, seperti padi, membuat pendapatan petani rentan terhadap fluktuasi harga dan risiko gagal panen. Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani adalah diversifikasi komoditas pertanian. Dengan memastikan komoditas produk pertanian, diversifikasi akan memungkinkan petani memiliki alternatif pendapatan, mengurangi risiko ekonomi, dan meningkatkan ketahanan ekonomi pedesaan. Tujuan dari policy brief ini adalah untuk menyarankan strategi-strategi yang dapat diimplementasikan guna meningkatkan kesejahteraan petani di Provinsi Lampung melalui diversifikasi komoditas pertanian.
Berikut adalah tabel deskripsi masalah
Dari beberapa masalah di atas berikut solusi dan rekomendasi kebijakan yang bisa ditawarkan:
solusi:
- Mendorong petani untuk menanam berbagai komoditas yang lebih beragam, seperti tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) dan hortikultura (sayuran, buah-buahan).
- Meningkatkan infrastruktur pertanian yang meliputi jaringan irigasi, jalan penghubung antar wilayah pertanian, dan fasilitas pasca-panen untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk pertanian. Di samping itu, mengembangkan sistem pemasaran digital dan jaringan distribusi untuk membantu petani mengakses pasar yang lebih luas.
- Meningkatkan program penyuluhan pertanian yang menekankan pentingnya diversifikasi tanaman dan pengelolaan pertanian yang berkelanjutan. Penyuluhan ini perlu dilakukan dengan pendekatan yang lebih modern, menggunakan media digital dan kunjungan lapangan.
- Memperluas akses petani kecil terhadap fasilitas pembiayaan yang lebih mudah, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah, atau skema pinjaman mikro khusus untuk petani yang ingin melakukan diversifikasi.
rekomendasi kebijakan:
- Penyuluhan dan pendidikan kepada petani: Pemerintah Provinsi Lampung perlu meningkatkan program penyuluhan dan pelatihan kepada petani mengenai pentingnya diversifikasi komoditas. Hal ini meliputi pengetahuan tentang komoditas alternatif yang dapat ditanam di Lampung, cara perawatan tanaman yang beragam, serta teknik pertanian ramah lingkungan yang dapat meningkatkan hasil pertanian.
- Peningkatan akses ke teknologi pertanian: Pemerintah dan lembaga terkait perlu menyediakan akses lebih besar kepada petani untuk memperoleh teknologi pertanian yang mendukung diversifikasi, seperti alat pertanian modern, benih unggul, dan sistem irigasi yang efisien.
- Pengembangan infrastruktur pasar dan rantai pasokan: Untuk mendukung diversifikasi, pemerintah harus memperbaiki infrastruktur pasar pertanian dan memperkuat rantai pasokan agar produk pertanian dari hasil diversifikasi dapat diakses oleh pasar yang lebih luas.
- Pemanfaatan kredit dan asuransi pertanian: Meningkatkan akses petani terhadap fasilitas kredit mikro dengan bunga rendah yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha diversifikasi. Selain itu, penting untuk menyediakan asuransi pertanian untuk melindungi petani dari risiko gagal panen akibat perubahan iklim atau bencana alam.
- Kolaborasi dengan sektor swasta: Mendorong sektor swasta untuk berkolaborasi dalam pengembangan sektor pertanian, baik melalui investasi di sektor agribisnis maupun pembangunan jaringan distribusi untuk hasil pertanian yang lebih beragam.
Dapat disimpulkan bahwa masalah utama yang dihadapi sektor pertanian di Provinsi Lampung, seperti ketergantungan pada satu komoditas, keterbatasan akses pasar dan teknologi, serta kurangnya pengetahuan tentang diversifikasi komoditas, memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya. Semua tantangan ini berakar pada ketidaksiapan kebijakan yang belum terkoordinasi secara optimal dan kurangnya dukungan infrastruktur serta pembiayaan yang memadai. Untuk mengatasi masalah tersebut, solusi yang tepat adalah seperti yang dituliskan diatas, dan beberapa rekomendasi kebijakan untuk dilakukan oleh pemerintah. Dengan implementasi kebijakan dan solusi-solusi ini, diharapkan sektor pertanian di Provinsi Lampung dapat berkembang secara berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menjadikan pertanian sebagai pilar utama yang mendukung ketahanan pangan dan ekonomi daerah.
Referensi & Daftar Pustaka
Barusman, M. Y. S., Gultom, I. A., Cucus, A., & Redaputri, A. P. (2021). Program Peningkatan Kesejahteraan Petani di Lampung. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 5(4), 1126-1135.
Novrianty, E., Rangga, K. K., Listiana, I., Gitosaputro, S., & Syarief, Y. A. (2023). Keberlanjutan Program Pekarangan Pangan Lestari Anggota Kelompok Wanita Tani di Provinsi Lampung. Suluh Pembangunan: Journal of Extension and Development, 5(3), 159- 169.
Dinas   Pertanian   Provinsi   Lampung,   laporan   tahunan   kebijakan   pertanian   2023. (https://dinastph.lampungprov.go.id/)
Laporan Kementerian Pertanian, mengenai pengembangan sektor pertanian melalui KUR dan insentif bagi petani. (https://ppid.lampungprov.go.id/)
Artikel   mengenai   analisis   infrastruktur   dan   teknologi   pertanian   di   Lampung. (https://lampung.bps.go.id/id)
Laporan    Penyuluhan    Pertanian    Provinsi    Lampung,    Dinas    Pertanian,    2024. (https://dinastph.lampungprov.go.id/)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H