Mohon tunggu...
Sarah Florenza Uktolseya
Sarah Florenza Uktolseya Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

Jadilah seperti sungai yang terus mengalir

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kisah Kehidupanku

8 April 2023   08:02 Diperbarui: 8 April 2023   08:10 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami memutuskan untuk menaiki kapal karena harus mengirit uang yang kita punya,sesampainya disana mama menjemput kami pada saat itu juga setelah itu kami memutuskan beristirahat di rumah kakaknya Mama untuk sementara dan mencari kos-kosan agar kita tempati dan tak berapa jam pun keluarga mama menghakimi Papa karena sudah melakukan tindakan Kdrt dalam rumah tangga aku tak bisa berbuat apa-apa hanya bisa mendengar Percakapan mereka dengan Papa. 

2 hari kemudian,kami mendapatkan kosan yang bisa kami tempati tak jauh dari Rumah kakaknya mama sesudah mengemas barang-barang Papa memutuskan untuk pindah di hari itu juga dan akhirnya aku bisa tinggal bersama dengan keluarga yang utuh dan ketiga adiku. Kembali Hidup di perantauan aku pun beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya tak butuh waktu lama kam ditawarkan untuk tinggal d kosan yang ditawarkan oleh Kakaknya mama yang satunya kata ia kosan disa lebih besar lagi-lagi Papa pun memutuskan untuk pindah disana yang beralamat Rufei Jl.Danau Singkarak baru juga berapa tahun Papa berkata kita akan pindah ke Kabupaten sorong Sp 3,padahal aku sudah nyaman dengan lingkungan ini tak butuh waktu lama pun pindah dan aku juga pindah sekolah beberapa tahun pun kami pindah juga kembali ke tempat ramai yaitu Alun-alun Aimas jl.sagu tak lain aku juga pindah sekolah (nasib rantauan kebanyakan pindah-pindahnya)

Namun aku sangat bersyukur karena kedua orang tuaku tetap bersama kami pun mulai menjalani suasana kehidupan dengan suka maupun sedih,sungguh aku merasa sayang sekali(Bucin)untuk Papaku(seperti yang orang-orang ucap Ayah adalah cinta pertama anak perempuan)hingga pada tahun 2021 bulan September Papa jatuh sakit Papa pun pergi cek up hasil pun berubah-ubah hingga masuk di bulan Desember pun keluarga kami tidak seperti orang lain yang berbahagia menyambut natal,tangisan kami pun pecah karena melihat kondisi Papa yang berubah-ubah dengan Waktunya tepat jam 5 sore,tanggal 26 Desember hari ulang Tahunku yang ke 17 tahun Papa membuat syukuran makan-makan bersama keluarga kami semua menikmati Berkat yang telah diberikan terbawa suasana haru karena Papa yang mengusulkan semua itu walaupun hati sedang tidak baik karena kesakitan Papa yang tidak wajar untuk kami sekeluarga,

aku pun tidak tau bahwa itu tahun terakhir rayakan ulang tahunku bersama dengan Papa,singkat cerita pada taggal 5 Januari 2022 Papa dirujuk ke Rumah sakit terdekat karna sudah tidak bisa menahannya lagi,suka maupun sedih aku bersama mama bergantian menjaga Papa tak ad satupun keluarga yang menjenguk Keadaan Papa entah itu dari keluarga Papa atau mama,tibanya waktu untuk sekolah aku pun mulai membagi waktu untuk ke RS hingga lupa waktu untuk makan bagiku tidak masalah pada waktu itu yang pnting dengan harapan Papaku harus sembuh,aku lupa itu tanggal berapa lekas pulang sekolah aku lngsung ke RS sesampai di Ruangan inap Papa meminta ku duduk berlutut depannya dan berpesan ke aku "kaka jaga ade 3 dengan mama ya,Papa sudah tidak kuat lagi"ucap Papaku dengan suaranya terbata-bata

Pada saat itu aku cuman bisa menangis tanpa sekata pun sampai pada tanggal 17 Januari suapan terakhir ku untuk Papa diposisi itu cara makannya sudah menggigit sendok air mataku pecah tak bisa ditahan lagi hingga larut malam aku memutuskan untuk pulang karena bsok harus sekolah(posisinya aku kelas 3 SMK yang dimana penuh dengan ujian praktek sudah mulai dan aku tak boleh alpa)besoknya tepat jam 12 siang Papa Menghembuskan nafas terakhirnya dalam posisi Aku sedang belajar dan aku tau karena pangilan nama dari Ruang guru yang menggunakan Mic kemudian dikasih tau walikelas ku dari Grup Kelas via Whatsapp 

sungguh pada hari itu aku merasa hancurr-hancurnya,campur aduk perasaan yang aku rasakan diwaktu itu hilang harapan untuk hidup,merasa bimbang hidup tanpa Papa Namun aku mendapat berbagai suport dari sodara,tetangga-tetangga menjadi Motivasi yang besar untuk kembali semangat menjalankan hidup yang sudah menjadi takdir Tuhan,berjalannya waktu aku bisa melalui itu walaupun suka dukanya tanpa papa,hatiku sungguh tidak iklas untuk kehilangan Papa,merasa cengeng,andai bisa memutar waktu kembali ingin sekali kumpul bersama-sama lagi. Sekian cerita hidupku

Mohon maaf apabila ada Penuturan Kata yang tidak enak dibaca atau tidak sesuai,Karena aku Baru pemula Terimakasih. 

Aimas,08 April 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun