Mohon tunggu...
Sarah
Sarah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Tertarik dan bergerak di isu perempuan dan sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

SDGs 13: Memerangi Perubahan Iklim dengan Aksi Iklim

1 November 2024   14:02 Diperbarui: 1 November 2024   14:05 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

SDGs 13-Memerangi Perubahan Iklim dengan Aksi Iklim

Penyusun: Deni Wahyu, Jelita Sianturi, Muhammad Faisal Ihkam, Sarah, Siti Hanna Syawalia Rahmah (Pendidikan Masyarakat UNJ 2022)

SDG 13 merupakan tindakan untuk memerangi perubahan iklim. Laporan kemajuan tentang SDG 13 terbaru menunjukkan bahwa suhu global telah meningkat hingga 1,1C di atas suhu praindustri karena meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca, dengan peristiwa cuaca ekstrem yang semakin meningkat dan naiknya permukaan air laut. Tindakan mendesak diperlukan untuk mengurangi emisi dan beradaptasi dengan perubahan iklim, dan hutan dapat memainkan peran penting. Bab ini memberikan wawasan tentang hubungan antara SDG 13, hutan, dan orang-orang yang bergantung padanya. Perubahan iklim merupakan tantangan besar bagi masyarakat dan lingkungan, dan hutan telah menjadi bagian integral dari tantangan ini. 

Perubahan iklim merupakan sebuah masalah yang kompleks yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan lainnya. Perubahan iklim disebabkan karena adanya peningkatan emisi gas rumah kaca yang menyelimuti bumi dan menyebabkan terhalangnya sinar matahari yang akan dipantulkan kembali oleh bumi ke atmosfer. Salah satu dampak dari perubahan iklim adalah semakin tingginya intensitas terjadinya bencana alam. 

Permasalahan:

Peningkatan Gas rumah kaca: 

Gas rumah kaca (GRK) saat ini 50% lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat gas rumah kaca pada tahun 1990. Pemanasan global telah mendorong perubahan iklim dalam jangka panjang, dan perubahan yang tidak dapat dipulihkan ini mengancam semua negara jika negara-negara di seluruh dunia tidak bertindak. Kerugian ekonomi yang disebabkan oleh peristiwa alam akibat perubahan iklim ini mencapai ratusan miliar dolar. Negara-negara bertujuan untuk mencegah perubahan permanen yang akan dialami dalam sistem iklim dan mencegah kerugian ekonomi akibat perubahan ini. 

Bencana alam: 

Pada pertengahan tahun 2021, Jerman mengalami salah satu bencana alam paling mematikan dan dahsyat dalam sejarah, dengan curah hujan yang mencapai rekor tertinggi dalam 100, 500, dan bahkan 1.000 tahun terakhir di beberapa wilayah ("Banjir Eropa Merupakan Tanda Terbaru Krisis Pemanasan Global" 2021). Selain itu, kebakaran hutan menyebabkan keributan di seluruh dunia pada tahun 2021, terutama di Siberia, negara-negara Mediterania, dan Kanada. 

Terlepas dari iklim dingin di wilayah utara Rusia, Yakutia mencapai suhu 39 celcius dan mengalami cuaca terkering sejak 1888 dan mengalami rekor kebakaran hutan, menyebabkan asap dalam jumlah besar dan kenaikan suhu yang tidak normal (Magnay 2021). Korban jiwa, kerusakan properti, pengungsian internal, pemadaman air bersih dan listrik, penggundulan hutan, dan pelepasan karbon yang tinggi mengindikasikan bahwa umat manusia masih belum siap untuk menghadapi bencana terkait iklim yang sering terjadi dan tidak normal (Die Welt 2021). 

Dampak Perubahan Iklim 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun