Mohon tunggu...
Inovasi

Menulis: Multilevel Kebaikan

18 April 2016   10:34 Diperbarui: 18 April 2016   10:57 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis, begitu banyak orang yang paham apa itu menulis, dari mulai definisi hingga penerapannya. Sejak duduk di Bangku Sekolah Dasar umumnya seseorang sudah diperkenalkan dengan kegiatan tulis menulis. Dari mulai hanya huruf, merangkai menjadi kata dan terus tersusun hingga paragraf-paragraf, juga tugas-tugas cerita pengalaman liburan.

Umumnya, masyarakat memang sudah tahu bahwa menulis adalah kegiatan untuk merangkai kata. Tapi, nyatanya menulis itu memiliki cakupan lebih luas lagi, bukan hanya untuk merangkai kata, namun juga merangkai makna. Bukan sekedar benar dalam penerapan EYD dan tanda baca, namun memiliki makna dan misi tersendiri. Makna yang terdapat dalam tulisan tersebutlah yang kemudian bisa penulis pilih akan menjadi sebuah kebaikan atau sebaliknya.

Saat menulis menjadi penyalur kebaikan, maka hasil tulisan tersebut berisi ilmu pengetahuan, inspirasi, motivasi, melatih daya imajinasi, melembutkan hati, bahkan bisa merubah karakter dalam diri seseorang maka menulis bukan hanya sebuah karya kosong, yang ditulis kemudian dilupakan. Namun juga bisa menjadi pengingat dalam diri setiap orang saat orang lain membacanya.

Layaknya multilevel marketing, menulis bisa dijadikan sebagai multilevel imajinasi dan inspirasi. Ia adalah generator ideologi yang bisa mempengaruhi banyak orang. maka kemudian, ketika seseorang menulis sebuah karya berisi kebaikan, kemudian karyanya dibaca banyak orang, dan kemudian karya itu menjadi sebuah inspirasi yang dapat menginspirasi pembaca, menjadi motivasi yang mendorong pembaca untuk terus bergerak dalam kebaikan, menjadi alasan perubahan seseorang menjadi lebih baik.Bayangkan jika individu-individu yang telah berubah menjadi lebih baik itu kemudian bisa merubah lingkungannya menjadi lebih baik, kemudian membuat wilayahnya menjadi lebih baik, bahkan negara bisa berubah. Karena itulah kebaikan yang telah tersebar oleh sebuah karya bisa membentuk sebuah peradaban.

Multilevel kebaikan, multilevel itu hanya bisa terjadi jika ada perjuangan, maka menulis adalah sebuah perjuangan yang kemudian bisa mengukir sejarah baru.

Media tulisan bisa menyebar cepat dan mendunia, seperti karya J.K Rowling, “Harry Potter” yang menjadi seri buku yang penjualannya paling laris dalam sejarah hingga saat ini, yang terjual di berbagai negeri di seluruh penjuru dunia, diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan bahkan diangkat menjadi film layar lebar dengan keuntungan yang besar. Jika yang menyebar dengan cepat dan mendunia adalah tulisan yang lebih baik, lebih bermanfaat lagi, dan memberi kebaikan bagi banyak orang, bayangkan begitu banyak kebaikan yang tersebar.

Di Indonesia, ada Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau dikenal dengan Buya Hamka, cendikiawan yang juga wartawan dan penulis ini masih diingat sampai sekarang, karena karya-karyanya. Dari mulai roman, biografi, novel, hingga cerpen. Karyanya tidak hanya dikenal di Indonesia, tapi juga di luar negeri seperti malaysia, dan singapura.

Ada juga Helvy Tiana Rosa, dengan karya fenomenalnya “Ketika Mas Gagah Pergi” yang menurut testimoni yang ada, telah merubah kehidupan banyak orang, menjadi lebih baik. Bahkan menjadi pencetus berkembangnya sastra islami modern, yang tidak hanya menghibur namun juga memberikan hikmah dalam setiap cerita.

Selain penulis-penulis diatas tentu masih banyak lagi penulis yang karyanya tidak hanya inspiratif, namun juga mendunia. 

***

Menjadi seorang penulis akan memiliki banyak sekali keuntungan, bukan? kebaikannya akan berlipat ganda layaknya kebaikan dalam film Pay It Forward. Bahkan walau ia sudah meninggal dunia. Karyanya terus ada dan terus menebar manfaat kepada orang lain. Itulah yang kemudian akan terus mengalir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun