Mohon tunggu...
Eko Gondo Saputro
Eko Gondo Saputro Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Menjadikan menulis sebagai salah satu coping mechanism terbaik✨

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Startup eFishery Diduga Lakukan Fraud Hingga Disorot Media Asing, Kok Bisa?

24 Januari 2025   23:37 Diperbarui: 24 Januari 2025   23:37 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: eFishery Impact Report 2023 - Grow Together-

Perusahaan startup di Indonesia sudah menjamur sejak tahun 2010-an, yang diikuti dengan semakin meningkatnya masyarakat kita dalam menggunakan internet dan smartphone. Hal ini juga menjadi sebuah era di mana lahirnya opsi alternatif lain dari cara masyarakat dalam berbelanja, yaitu munculnya platform belanja online seperti Tokopedia dan Bukalapak.

Tentu ini membuat potensi ekonomi digital di Indonesia semakin terlihat lebih jelas lagi, yang akhirnya kemudian menarik banyak minat investor asing untuk mencoba peruntungan pada potensi tersebut. Tak membutuhkan waktu lama, pada tahun 2014 pendanaan besar-besaran yang berasal dari investor global pun mulai masuk ke berbagai perusahaan startup di Indonesia.

Hingga akhirnya pada tahun 2016, Gojek menjadi perusahaan startup "unicorn" pertama di Indonesia setelah menerima kucuran dana sekitar US$ 550 juta dari sejumlah investor besar seperti East Ventura, Sequoio Capital, Tencent, Warburg Pincus dll. 

Seolah menjadi sebuah pintu pembuka jalan bagi perusahaan startup lainnya, banyak perusahaan yang kemudian menerima kuncuran dana dari investor besar sehingga hal ini membuat pertumbuhan ekosistem startup di Indonesia semakin masif hingga tahun 2023.

Banyaknya investor yang tertarik ke Indonesia memanglah sebuah pertanda baik. Namun, jika perusahaan-perusahaan startup tersebut tidak bisa mengelola dana investasi yang besar itu dengan baik, justru hal ini bisa menjadi bumerang yang fatal bagi perusahaan tersebut.

Seperti yang baru-baru ini terjadi pada perusahaan startup unicorn anak bangsa yang bergerak di bidang teknologi akuakultur yaitu eFishery. Perusahaan yang sering dianggap sebagai contoh sukses dari startup yang bergerak di bidang agritech ini mendapatkan sebuah tuduhan serius terkait pemalsuan laporan keuangan dan penjualan.

Berita ini dengan cepat langsung membuat warganet di sosial media X heboh, terlebih lagi banyak media asing seperti Nikkei Asia, Tech in Asia, bahkan hingga Bloomberg yang menyoroti kasus panas tersebut. 

Masalah ini mencuat setelah dilakukan investigasi internal berdasarkan laporan dari seorang "pelapor rahasia" yang menjelaskan bahwa eFishery diduga telah menggelembungkan pendapatan mereka sebesar hampir US$ 600 juta dalam sembilan bulan pertama di tahun 2024 lalu.

Selain itu, investigasi ini menemukan fakta lainnya yaitu eFishery yang sebenarnya mengalami kerugian sebesar US$ 35,4 juta, dan bertolak belakang dengan catatan laporan laba sebesar US$ 16 juta yang disampaikan kepada investor untuk periode yang sama. 

Hal yang tak kalah mengejutkan juga terungkap, di mana total kerugian yang dialami perusahaan sejak di dirikan hingga November 2024 sendiri mencapai US$ 152 juta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun