Seperti de javu, tentu kita pasti ingat kasus Tiktok Shop yang memiliki kontroversi serupa dan sempat diblokir. Melihat pola dilematis pemerintah dalam menanggapi kehadiran aplikasi Temu di Indonesia yang sama seperti TikTok Shop, maka secara tidak langsung juga kita akan diberi gambaran bagaimana akhir dari aplikasi Temu ini nantinya.
Ancaman kehadiran dari aplikasi Temu jauh lebih besar dibandingkan TikTok Shop. Bagaimana tidak, konsep direct to consumer (D2C) atau harga pertama langsung dari produsen tanpa perantara dapat berpotensi merusak ekosistem bisnis lokal maupun e-commerce yang ada. Sehingga bayang-bayang kerugian pastinya akan menghantui para pelaku bisnis di tanah air.
Di Eropa sendiri, kehadiran aplikasi Temu juga menuai berbagai kontroversi. Bukan hanya soal harganya yang murah saja, aplikasi Temu diduga menggunakan teknik manipulatif untuk membuat pengguna belanja terus-terusan serta melakukan pelanggaran lain seperti menjual barang-barang ilegal.
Oleh karena itu, melihat berbagai resiko yang dihasilkan dari hadirnya aplikasi temu di Indonesia, harapannya pemerintah bisa bertindak lebih tegas lagi.Â
Jangan sampai keputusan yang dibuat hanya sebatas gertak sambal belaka saja, karena potensi kerugian dari hadirnya aplikasi temu ini diproyeksikan dapat mengganggu jutaan pelaku bisnis UMKM tanah air.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H