Ditengah kemajuan zaman, saat ini manusia justru banyak yang menggemari hal-hal yang berbau vintage. Bukan hanya soal keunikannya saja, tetapi banyak dari mereka yang seolah ingin merasakan suasana masa lampau melalui sebuah barang, style atau gaya, tempat, bahkan hidangan kuliner.
Di saat banyak orang yang berlomba-lomba untuk paling 'ngetren' dalam kehidupan sosialnya, tetapi tak sedikit orang-orang yang justru memilih hal-hal yang sifatnya 'jadul' sebagai sesuatu yang unik dan berbeda dari yang lain. Walaupun terasa seperti asing, tetapi justru disinilah letak nilai dari hal-hal yang berasal dari masa lalu.
Begitu juga dalam objek wisata. Walaupun banyak daerah yang berlomba-lomba menciptakan berbagai objek wisata kekinian untuk menarik minat wisatawan, tetapi nyatanya masih ada daerah yang justru menawarkan wisata dengan nuansa budayanya yang kental ala tempo dulu namun dibalut dengan konsep yang modern agar lebih menarik.
Seperti Pasar Papringan yang terletak di Dusun Ngadiprono, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Salah satu destinasi wisata yang unik dan menarik, terutama bagi mereka yang ingin merasakan suasana pasar tradisional namun dengan sentuhan alam dan kebudayaannya kental.
Pasar Papringan sendiri didirikan pada tahun 2015 oleh komunitas lokal yang ingin menghidupkan kembali lahan bambu yang sebelumnya kurang dimanfaatkan dan justru dianggap angker oleh penduduk setempat. Sehingga mereka ingin menjadikan hutan bambu tersebut menjadi lebih produktif dan bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Ditambah lagi seiiring dengan kesadaran akan pentingnya melestarikan alam dan meningkatkan ekonomi lokal, lahirlah sebuah ide untuk menciptakan pasar tradisional dengan corak alam dan kebudayaan khas jawa tempo dulu yang kental, yang memiliki satu tujuan yang sama yaitu untuk melestarikan lingkungan dan budaya Jawa.
Dalam praktiknya, konsep ramah lingkungan dari pasar Papringan ini bisa dilihat melalui penggunaan kemasan ramah lingkungan seperti daun pisang dan anyaman bambu, pengelolaan sampah yang baik untuk kemudian dikelola menjadi kompos, hingga penggunaan material alami pada fasilitas dan dekorasinya yang kemudian semakin menonjolkan kesan tradisional dan suasana tempo dulu.
Sesuai namanya, "Papringan" sendiri berasal dari kata "pring" atau yang dalam Bahasa Jawa berarti "bambu". Pasar ini berlokasi di tengah hutan bambu yang asri dan tenang, yang dibalut dengan berbagai elemen kebudayaan Jawa seperti alunan musik tradisional gamelan, para pedagangnya yang mengenakan pakaian tradisional, hingga dekorasi bernuansa Jawa tempo dulu, dapat memberikan pengalaman yang sangat berbeda bagi mereka yang datang ke pasar Papringan ini.
Produk yang dijual di Pasar Papringan juga beragam, tetapi yang pasti adalah semua produk tersebut memiliki nilai kebudayaan Jawa yang kuat. Mulai dari berbagai jenis kuliner dan jajanan tradisional yang dibuat oleh penduduk lokal setempat dengan resep turun-temurun, kerajinan tangan yang berasal dari bambu, anyaman, dan batik, serta hasil pertanian lokal setempat seperti buah-buahan, sayuran organik, hingga rempah-rempah.