Mohon tunggu...
Eko Gondo Saputro
Eko Gondo Saputro Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Menjadikan menulis sebagai salah satu coping mechanism terbaik✨

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Teknologi dalam Pertanian: Solusi Masa Kini dalam Menjaga Stabilitas Harga di Pasaran

11 Agustus 2024   23:45 Diperbarui: 11 Agustus 2024   23:50 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ANTARA/Ari Bowo Sucipto

Social media kembali dihebohkan dengan unggahan video dari salah satu warganet yang menunjukkan beberapa petani yang membuang hasil perkebunan yang berupa sayur ke jalanan. Aksi ini disinyalir sebagai bentuk protes karena harga sayur di pasaran yang terjun bebas sehingga membuat sayur tersebut terjual dengan harga yang murah.

Peristiwa seperti ini bukan kali pertama terjadi, mungkin beberapa dari kita sudah familiar tentang fenomena para petani yang sengaja membuang hasil perkebunan seperti sayur dan buah ke jalanan raya, tempat pembuangan sampah, bahkan aliran sungai.

Selain dianggap sebagai bentuk kekecewaan para petani, tetapi cara ini juga dipercaya bisa membuat pasokan dari jenis sayur dan buah tertentu menjadi 'langka'. Berbekal dari persepsi ini, sebagian petani menganggap bahwa dengan melakukan hal tersebut maka pasar akan membutuhkan banyak pasokan dan harga bisa melambung lebih tinggi dari sebelumnya.

Dalam kacamata masyarakat pada umumnya, isu ini dilihat sebagai inefisiensi dalam kinerja pemerintah dalam mengatur harga di pasar. Meskipun itu sebuah fakta yang tidak bisa dipungkiri, tetapi lebih baik jika petani dapat lebih cermat dalam menyikapi hal ini sehingga dapat menghindari berbagai resiko yang ada dan bisa meraih lebih banyak cuan.

Jika kita tarik benang merah dalam isu jatuhnya harga suatu komoditi sayur, semuanya akan mengacu pada stok atau supply yang melimpah di pasaran. Artinya ketika suatu komiditi sayur mengalami oversupply, maka komoditi tersebut akan dihargai dengan harga yang jauh lebih murah dari biasanya.

Sehingga disini kita tahu bahwa letak permasalahannya ada pada supply dari komiditi sayur itu sendiri. Ketika berbicara soal supply, maka akan berhubungan erat dengan bagaimana cara petani melalui perencanaan, produksi, hingga hasil panen yang  dilakukan dengan baik dan memperhatikan beberapa hal yang berhubungan dengan kondisi alam dan pasar.

Jika mengacu pada isu oversupply, biasanya ini dapat terjadi karena kurangnya petani dalam memperhatikan perencanaan tanam hingga belum bisanya memanfaatkan penggunaan teknologi untuk mendukung dan memaksimalkan perencanan tanam tersebut.

Perencanaan tanam ini bertujuan untuk menyesuaikan pola tanam dengan permintaan pasar. Dengan pola tanam yang baik, maka petani akan mengatur jenis dan urutan tanaman yang akan ditanam di suatu daerah tertentu.

Sehingga petani dapat menghindari menanam komoditi sayur yang sama secara bersamaan di waktu yang sama. Karena jika petani tidak membuat perencanaan ini dengan baik, maka kelebihan pasokan akan terjadi, penumpukan produk suatu komoditi sayur juga akan menumpuk di pasar, dan tentunya hal ini dapat menyebabkan penurunan harga secara signifikan.

Untuk mempermudah perencanaan ini, bisa juga dilakukan dengan cara memanfaatkan teknologi. Memang untuk permasalahan ini, kita tidak bisa menyalahkan ketidakmampuan petani dalam memanfaatkan teknologi untuk menghindari berbagai resiko yang terjadi di pasar. Karena ini akan berhubungan dengan literasi dan akses terhadap teknologi yang tidak semua petani dapat memperolehnya.

Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa inovasi dan solusi teknologi perlahan bisa membuat petani dapat lebih cerdas dalam membuat perencanaan tanam dan pola tanam sehingga dapat memaksimalkan produksi yang juga akan berdampak pada peningkatan pendapatan dari petani itu sendiri.

Ciptani.id
Ciptani.id

Di Indonesia terdapat salah satu start-up yang melakukan inovasi digital yang bisa menjadi solusi bagi permasalahan yang dihadapi para petani sayur ini yaitu aplikasi bernama 'Ciptani'. 

Aplikasi buatan anak bangsa ini dirancang untuk membantu petani dalam menglola pola tanam yang meliputi perencanaan, prediksi cuaca, data harga pasar, varietas tanaman yang cocok pada kondisi setempat, monitoring panen, dan terkoneksi langsung dengan pasar.

Dengan berbagai fitur tersebut, petani dapat mengambil keputusan dalam bertanam yang dibarengi dengan perencanaan yang matang berdasarkan berbagai aspek penting tersebut. 

Sehingga pemanfaatan teknologi melalui aplikasi Ciptani ini diharapkan mampu menghindari kesalahan dalam memilih jenis komoditas yang akan ditanam secara bersamaan dalam jumlah besar, yang dianggap sebagai salah satu penyebab utama dari oversupply yang terjadi di pasaran.

Saat ini Ciptani sudah mewadahi dan membantu ribuan petani. Banyak petani yang terbantu dalam mengambil keputusan berdasarkan berbagai informasi dan data terkini tentang pola tanam hingga kondisi harga di pasaran, sehingga akhirnya petani dapat melakukan diversifikasi tanaman yang lebih sesuai dengan permintaan pasar.

Kemudian ketika petani mampu meminimalisir oversupply yang terjadi dengan pemanfaatan teknologi ini, maka produksi hasil sayuran yang mereka tanam dapat dijual dengan harga yang sesuai atau bahkan lebih baik di pasar yang tidak jenuh. Dengan hal ini juga diharapkan bisa selaras dengan kesejahteraan petani yang dapat meningkat juga.

Pemanfaatan teknologi seperti aplikasi Ciptani ini memang tidak mudah untuk diaplikasikan pada semua petani yang ada di negeri ini, mengingat bagaimana kondisi literasi dan akses terhadap teknologi sendiri tidak merata di berbagai daerah bahkan pelosok Indonesia. 

Belum lagi berbenturan dengan kebiasaan dan budaya dari petani yang mungkin sudah terbiasa dengan metode tradisional untuk bertani dan menjual hasil panennya. Tentunya untuk mengubah hal ini memerlukan waktu yang tidak sebentar dan usaha yang ekstra agar mereka dapat mengerti tentang manfaat dari teknologi tersebut untuk mendukung kegiatan mereka dalam bertani.

Tidak menutup kemungkinan, aplikasi 'Ciptani' ini bisa menjadi contoh inovasi dan solusi teknologi yang bisa menjadi opsi menjanjikkan di masa yang akan datang. Mungkin dengan pendekatan yang lebih inklusif dan berkelanjutan, para petani nantinya dapat menerima pemanfaatan teknologi ini sebagai solusi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang mereka hadapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun