Polemik dalam dunia pendidikan negeri ini terus memulai halaman demi halaman baru. Mulai dari pelajar dan mahasiswa yang dipusingkan dengan berbagai peraturan yang merugikan, hingga kesejahteraan pengajar dan dosen yang sampai hari ini tidak pernah menemui titik terangnya.
Baru-baru ini jagat sosial media X cukup dihebohkan dengan diskusi warganet soal kontroversi dan efektivitas dari anggaran program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) yang juga merupakan inovasi terbaru dari kemedikbudristek yang berlaku sejak tahun 2020 lalu.
Program ini memang memiliki tujuan untuk mencetak lulusan perguruan tinggi yang berkualitas, namun anggaran yang digelontorkan untuk program ini cukup menuai kontroversi dan pertanyaan dari warganet karena kondisi ketimpangan pendidikan yang terjadi di Indonesia cukup terlihat jelas nyata ada di depan mata.
Seperti yang kita ketahui bahwa beberapa waktu lalu atau bahkan hingga saat ini, masih banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan finansial untuk menyelesaikan pendidikannya.
Khususnya di kampus-kampus negeri, di mana di tempat ini terdapat potensi besar untuk menghasilkan lulusan-lulusan berkompeten yang mungkin bisa berkontribusi dalam membangun negeri ini.
Dengan banyaknya mahasiswa dari berbagai kampus negeri yang mengalami kesulitan karena kebijakan kenaikan nilai UKT yang tidak sesuai dengan kemampuan ekonominya, memang tidak ada salahnya jika kita bisa lebih kritis dan menggali lebih dalam lagi soal kefektivitasan dari besarnya anggaran dalam program MBKM tersebut.
Namun dari beberapa program MBKM yang ada, banyak warganet yang lebih menyoroti program IISMA (Indonesian International Student Mobility Awards). Bukan tanpa alasan, karena anggaran untuk program ini hampir mencapai Rp 400 Miliar dalam kurun waktu dua tahun saja.
IISMA sendiri merupakan program yang memberikan kesempatan bagi para mahasiswa Indonesia untuk mengikuti program mobilitas akademik internasional selama satu semester di universitas-universitas terkemuka yang ada di luar negeri.
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pengalaman belajar di luar negeri, pengembangan kompetensi global, hingga penguatan jaringan internasional baik itu secara akademik maupun professional yang dapat mendukung pengembangan karir dari mahasiswa tersebut di masa yang akan datang.