Mohon tunggu...
Eko Gondo Saputro
Eko Gondo Saputro Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Menjadikan menulis sebagai salah satu coping mechanism terbaik✨

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Persepsi Novel sebagai Buku Bacaan "Tidak Penting" di Era Digital yang Minim Literasi

1 Agustus 2024   14:51 Diperbarui: 2 Agustus 2024   10:51 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perpustakaan Nasional Indonesia (Perpusnas)

Namun pentingnya novel justru karena ini merupakan tulisan individual/personal, dan ini menjadi penting karena hidup itu bukan hanya sesederhana ilmu pengetahuan dan sains saja. 

Hidup itu rumit karena setiap orang mempersepsikannya melalui pengalaman pribadinya. Sehingga dengan membaca novel, artinya kita akan masuk dan menyelami aneka bentuk kehidupan yang sebetulnya pelik.

Misalnya dari novel tersebut kita bisa tau apa yang membuat seseorang itu menderita, terluka, termotivasi, berjuang, atau hidup macam apa membuatnya bahagia, dengan cara ini maka empati kita terhadap kemanusiaan ditumbuhkan dan diperdalam. 

Oleh karena itu, novel bukan hanya sebagai hiburan semata saja tetapi memiliki efek mendalam yang luar biasa dalam membentuk kualitas diri seseorang.

Sebenarnya dalam hal kegemaran membaca buku ini sebaiknya tidak perlu diberikan batasan soal jenis atau bahkan penting atau tidaknya buku tersebut. Karena dengan membaca buku, baik itu buku keilmuan maupun buku fiksi seperti novel, maka sejatinya seseorang sedang mempertajam pola pikirnya terhadap suatu hal.

Mungkin dengan membaca buku keilmuan seseorang bisa mempertajam pengathuannya terhadap sesuatu. Begitu juga dengan novel, dengan membacanya mungkin seseorang juga bisa mempertajam empati dan emosinya terhadap kehidupan. 

Sehingga dengan membaca kedua jenis buku ini baik buku keilmuan maupun novel, artinya kita sama-sama dapat 'menggali' sesuatu hal yang berguna bagi kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun