Mohon tunggu...
Eko Gondo Saputro
Eko Gondo Saputro Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Menjadikan menulis sebagai salah satu coping mechanism terbaik✨

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Maraknya Fenomena Joki dalam Dunia Pendidikan, Siapa yang Harus Bertanggung Jawab?

24 Juli 2024   11:59 Diperbarui: 24 Juli 2024   16:44 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi joki/Joshua Housing

Hingga akhirnya kita masuk dalam era digital di mana layanan joki ini semakin lebih masif lagi. Munculnya berbagai situs web dan platform online untuk para pekerja freelance yang memungkin para penyedia jasa joki untuk menawarkan layanan mereka bahkan dalam skala yang lebih besar lagi.

Di Indonesia sendiri bahkan terdapat sebuah start-up berbadan hukum yang dengan terang-terangan menawarkan sebuah layanan jasa joki untuk membantu para pelajar dan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Ini menunjukkan bahwa layanan joki saat ini bukan lagi menjadi sebuah pasar tetapi sebuah "industri" yang diakibatkan oleh permintaannya yang terus meningkat.

Harian Kompas lebih lanjut lagi pernah melakukan investasigasi tentang kecurigaan adanya joki karya ilmiah di beberapa kota seperti Medan, Padang, Jakarta, Cirebon, Yogyakarta, dan Malang pada tahun 2023 lalu. Hasil temuannya cukup mengejutkan karena perjokian ini ternyata terjadi bukan hanya pada level mahasiswa saja tetapi dosen, bahkan guru besar.

Temuan lapangan dari harian Kompas pun beragam. Mulai dari joki tugas SMA yang dibandrol mulai dari Rp 200 ribu per tugas, joki untuk skripsi berkisar Rp 1,95 juta -- Rp 2,8 juta, joki tesis dan disertasi berkisar Rp 7,5 juta -- Rp 10 juta hingga pembuatan naskah ilmiah untuk diterbitkan di jurnal dengan biaya pembuatan sekitar Rp 10 juta.

Hasil temuan ini semakin memperluas tafsiran pengguna layanan joki. Ternyata layanan joki bukan hanya dilakukan oleh para pelajar dan mahasiswa saja tetapi dosen bahkan guru besar yang secara akademis semestinya berada pada level yang berbeda turut ikut menggunakan jasa ilegal tersebut.

KOMPAS/PRIYOMBODO
KOMPAS/PRIYOMBODO

Sehingga dapat dikatakan bahwa para pengguna jasa joki ini bisa diibatkan sebagai demand dan para penyedia layanan joki sebagai supply. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah celah dari permasalahan ini berasal darimana? karena semua ini tidak terjadi begitu saja tanpa adanya sebuah kesahalan yang terjadi dalam sistem pendidikan di negeri ini.

Misalnya hal sederhana seperti nilai dan gelar yang menjadi sebuah kultur dan indikator keberhasilan seseorang. Ini bisa menjadi salah satu alasan seseorang untuk melakukan berbagai cara agar bisa mendapatkan hal tersebut dengan cara yang mudah meskipun harus merogoh kocek yaitu salah satunya dengan menggunakan jasa joki.

Begitu juga dalam tingkatan dosen maupun guru besar dengan adanya persepsi bahwa semakin banyak karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal-jurnal terindeks, maka dapat menjadi sebuah acuan kredibilitas sesesorang dalam dunia akademis.

Memang itu merupakan fakta yang ada dan sudah menjadi acuan kredibilitas dosen dan guru besar dalam dunia akademis, namun tanpa disadari persepsi ini juga yang menjadi celah bagi para penyedia jasa joki penulisan karya ilmiah yang hadir untuk mewujudkan hal tersebut. Bahkan yang menyedihkan lagi adalah fenomena joki ini sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan akademisi sendiri.

Dari sisi penyedia jasa joki yang menganggap bahwa mereka hanya menjawab demand yang ada dalam pasar juga merupakan hal yang tidak wajar. Apalagi jika sudah dikaitkan dengan hal-hal personal seperti sulitnya mendapatkan kerja hingga hanya sekedar untuk mengisi perut kosong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun