Mohon tunggu...
Eko Gondo Saputro
Eko Gondo Saputro Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Menjadikan menulis sebagai salah satu coping mechanism terbaik✨

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Angka Kelahiran Terus Menurun, BKKBN Minta Setiap Pasangan Lahirkan Satu Anak Perempuan

8 Juli 2024   20:00 Diperbarui: 8 Juli 2024   20:27 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Badan Pusat Statistik (BPS)

Misalnya, angka kelahiran/TFR yang bukan hanya berhubungan dengan pasangan yang sudah menikah saja tetapi masyarakat dengan rentang umur tertentu yang banyak memutuskan untuk menunda atau bahkan tidak menikah karena berbagai alasan tertentu.

Badan Pusat Statistik (BPS)
Badan Pusat Statistik (BPS)

Angka pernikahan di Indonesia terus menurun dalam 5 tahun terakhir. Terlihat pada tahun 2023, jumlah pernikahan di Indonesia mengalami penurunan yang cukup drastis hingga sekitar 128 ribu. 

Tentu ini akan berdampak besar juga pada angka kelahiran nantinya. Oleh karena itu, pemerintah harus mengkaji lebih lanjut tentang apa yang menyebabkan masyarakatnya menunda atau bahkan memutuskan untuk tidak menikah.

Bisa berasal dari permasalahan upah kerja yang tidak selaras dengan biaya hidup sehari-hari, biaya pendidikan yang terus meningkat, harga properti dan sewa yang tinggi, hingga kebijakan yang mendukung seseorang/pasangan yang memiliki anak dalam dunia kerja. Sehingga ini semua dapat mempengaruhi kepetusan seseorang untuk menikah atau tidaknya.

Selain itu, tantangan terbesar pemerintah selanjutnya dalam menghadapi angka TFR yang rendah ini adalah bagaimana pemerintah belum bisa memberikan jaminan dan benefit bagi masyarakat yang berkontibusi dalam menjaga pertumbuhan populasi ini.

Contoh paling sederhana adalah jaminan kesehatan. Memang kita memiliki BPJS sebagai jaminan kesehatan, namun disini kita tetap harus membayar iuran untuk mendapatkan fasilitas tersebut. Kalau pun ada jaminan kesehatan gratis, itu hanya di peruntukan untuk masyarakat miskin dan kenyataannya masih belum sepenuhnya berjalan dengan baik.

Sementara negara lain seperti Korea Selatan dan Jepang yang menghadapi permasalahan serupa memberikan berbagai benefit dan jaminan bagi "seluruh" masyarakatnya tanpa memandang kelas ekonomi. Jaminan kesehatan ini meliputi tunjangan kelahiran baik sebelum dan setelah melahirkan, hingga tunjangan anak yang bertujuan untuk mendukung tumbuh kembangnya.

Tidak hanya soal jaminan kesehatan saja, kedua negara tersebut memberikan insensif keuangan untuk mendukung kelahiran setiap anak. 

Selain itu, ketika anak lahir terdapat kebijakan untuk keluarga dalam pekerjaannya seperti cuti melahirkan untuk Ibu dan Ayah serta memberikan jam kerja yang fleksibel agar memudahkan setiap pasangan yang memiliki anak.

Dari Korea Selatan dan Jepang, kita bisa tahu tantangan terbesar dari pemerintah Indonesia dalam menghadapi angka TFR yang rendah adalah jaminan dan benefit. Indonesia belum mampu menyediakan jaminan dan benefit yang merata dan komprehensif bagi "seluruh" masyarakatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun