Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA, CA. dan Tim melalui buku dengan judul "Ekonomi Kurban" lebih lanjut menyoroti bagimana dimensi ekonomi yang ada pada ibadah kurban ini.Â
Aspek ekonomi dalam ibadah kurban menjadi suatu hal yang penting karena momentum Idul Adha ini bukan hanya sebagai rutinitas setahun sekali saja tetapi memiliki dampak jangka panjang yang bisa diambil.
Dampak tersebut dapat dirasakan baik bagi muzakki (pemberi) kurban maupun mustahik (penerima) daging kurban. Jika dihitung berdasarkan estimasi, setidaknya perputaran uang yang terjadi pada hewan kurban nasional ini bisa mencapai Rp 10 triliun dalam satu hari.Â
Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan perputaran tersebut, kegiatan ibadah kurban ini mampu menggerakan turbin ekonomi kerakyatan nasional sekaligus memberdayakan masyarakat.
Selain itu, ibadah kurban sebagai rutinitas tahunan ini juga secara tidak langsung dapat memotivasi umat untuk bisa melakukan ibadah tersebut. Sehingga ini bisa menimbulkan efek positif pada seseorang untuk mengubah posisinya dari mustahik menjadi muzzaki. Dengan itu juga dapat mengindikasikan bahwa jumlah kemiskinan relatif akan menurun.
Dalam taraf minimal, ibadah kurban juga dapat memperbanyak cakupan bantuan kepada masyarakat miskin dan memperoleh keadilan gizi.Â
Oleh karena itu, dengan melihat efeknya hanya dalam satu kali pelaksanaan saja (ketika Idul Adha), menunjukkan bahwa dampak ekonominya sangat besar dan berpotensi menghasilkan multiplier effect juga dalam jangka panjang.
Secara umum, dampak ekonomi dari pelaksanaan ibadah kurban ini setidaknya memiliki empat implikasi utama, yaitu supply and demand, ketahanan ekonomi, ketahanan pangan, serta produktivitas ekonomi.
Ibadah kurban yang melibatkan herwan kurban menciptakan permintaan (demand) yang tinggi terhadap hewan kurban tersebut bahkan memiliki kecenderungan untuk terus mengalami kenaikan dari waktu ke waktu seiring dengan pertumbuhan ekonomi serta peningkatan kesaran masyarakat untuk menunaikan ibadah kurban.
Sehingga kemudian untuk memenuhi permintaan itu, maka akan tercipta penawaran (supply) yang dalam hal ini berhubungan dengan para peternak yang mampu menyediakan hewan kurban untuk menyuplai pelaksanaan ibadah kurban tersebut.
Maka dari itu, perlu adanya perhatian pemerintah agar dapat menyeimbangan antara supply dan demand tersebut agar tidak mempengaruhi kenaikan harga yang tak wajar.