Keberadaan hutan hujan tropis ini memiliki peran penting bagi umat manusia karena dianggap sebagai paru-paru dunia yang mampu menghasilkan oksigen dalam skala besar bahkan mampu memenuhi 40% kebutuhan oksigen di planet bumi ini.
Maka wajar jika keberadaan hutan hujan tropis ini kemudian menjadi sebuah isu penting. Seperti kita ketahui bahwa tangan-tangan manusia ini akan merusak apapun yang terlihat belum pernah dieksploitasi sebelumnya. Dalam hal ini hutan-hutan hujan tropis tersebut bisa saja menjadi sasaran selanjutnya untuk dieksploitasi oleh manusia untuk kepentingan pihak tertentu.
Pada tahun 1950 atau tidak lama dari setelah Indonesia merdeka, 84% wilayah Indonesia masih terdiri dari hutan. Namun semua itu berubah setelah terjadinya dua perisitiwa penting yang menandai kegiatan deforestasi atau penggundulan hutan besar-besaran yang terjadi pada tahun 1985 dan 1997.
Pada tahun 1985, Indonesia telah kehilangan sepertiga dari hutannya yang diakibatkan oleh penebangan pohon yang dilakukan untuk industri berskala besar.Â
Dengan adanya teknologi baru yang memungkinkan menebang pohon-pohon besar di hutan hujan tropis, investasi modal asing, dan peran "pihak pemerintah" telah menyebabkan setidaknya kehancuran pada 33% hutan dalam kurun waktu 12 tahun di Indonesia.
Kemudian pada tahun 1997, terjadi keos di negeri ini yang disebabkan oleh krisis keuangan Asia, penggulingan presiden Soeharto, hingga fenomena El-nino yang menyebabkan banyak terjadi kebakaran hutan. Selain itu kegiatan deforestasi juga meningkat drastis setelah penggulingan presiden Soeharto sebagai akibat dari desentralisasi dan pelanggaran hukum di sektor kehutanan.
Watch Indonesia dalam laporannya yang bertajuk "Forests in Papua: Data and Facts" menelisik lebih lanjut tentang kondisi luas hutan hujan tropis yang ada di Papua dan beberapa pulau lainnya di Indonesia.
Kegiatan deforestasi di berbagai pulau di Indonesia terlihat memiliki perbedaan yang besar. Di mana setelah kemerdekaan, luas wilayah hutan hujan di pulau Sumetera (79,7%), Kalimantan (93,5%), Papua (sekitar 99,3%), dan Jawa (38,1%). Ini menunjukkan bagaimana wilayah Indonesia pada saat itu dapat dikatakan hampir sebagian besar ditutupi oleh hutan.
Kemudian dari grafik tersebut kita bisa melihat dengan jelas bagaimana selama 47 tahun, hutan hujan tropis di pulau Sumatera, Papua, Kalimantan, hingga Jawa mengalami penurunan drastis sebagai akibat dari eksploitasi untuk kepentingan industri, yang  kita tahu juga bahwa kegiatan ini akan lebih mementingkan keuntungan dibandingkan keberlanjutan lingkungan.
Jika kita mengacu pada data tersebut, Papua merupakan pulau yang kaya akan wilayah hutan dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya. Sejak tahun 2001, kegiatan deforestasi gencar dilakukan dan dengan cepat telah menghancurkan berbagai wilayah hutan Papua.Â