Sejarah lahirnya sajian hidangan sate di IndonesiaÂ
Sebelum itu, mari kita tarik garis sejarah lebih jauh tentang lahirnya hidangan sate di Indonesia. Banyak versi yang mejelaskan kelahiran dari sajian hidangan sate tersebut, ada yang menyebut sate berasal dari India, Tiongkok, hingga teori yang mengatakan bahwa sate merupakan hidangan asli yang lahir dari Indonesia.
Menurut buku Balinese Food: The Traditional Cuisine & Food Culture of Bali karya Vivienne Kruger, sate sendiri diperkirakan berasal dari Bahasa Tamil yaitu "sathai" yang berari potongan daging yang asinkan lalu dipanggang dengan tusuk kayu dan dicelupkan ke dalam saus khusus sebelum disantap.
Terdapat beberapa sumber lain mengatakan bahwa sate berasal dari dialek Minann, yang merupakan salah satu suku di Tiongkok, yaitu "sat tae bak" yang memiliki arti tiga potong daging.
Namun terdapat teori yang mengatakan bahwa sate sendiri berasal dari Indonesia namun terpengaruh oleh pedagang muslim India yang datang pada saat itu.Â
Sebelumnya penyajian sate dimasak dengan cara direbus, tetapi kedatangan para pedagang muslim Tamil dan Gujarat ke Indonesia, memperkenalkan hidangan kebab yang dimasak dengan cara dibakar. Oleh karena itu, hidangan sate lahir dan dikenal sebagai salah satu sajian hidangan yang dimasak dengan cara dibakar.
Tidak hanya cara memasaknya saja, menyajikan sate dengan cara ditusuk pun terinspirasi dari sajian kebab. Meskipun cara penyajian berubah dan terinspirasi dari negara timur tengah, namun cita rasa yang ada pada hidangan sate ini ada dan berkembang dengan menggunakan cita rasa khas asli dari Indonesia.
Terdapat teori lain yang semakin memperkuat bahwa sate merupakan sajian hidangan khas yang lahir di Indonesia. Di mana sate pertama kali hadir pada abad ke-15, ketika salah satu dari murid Sunan Gresik yang bernama Satah yang sering mengelola daging kambing dengan cara di potong kecil-kecil, ditusukan ke bambu, lalu dibakar.
Karena orang-orang menyukai hidangan yang dibuat oleh Satah, lalu hidangan tersebut diberi nama "daging satah" yang kemudian seiiring berjalannya waktu pelafalan dari hidangan tersebut berubah menjadi nama "sate".
Ternyata teori ini juga didukung oleh Jennifer Brennan dalam Encyclopedia of Chinese & Oriental Cookery (1988), yang mengatakan bahwa memang benar sate yang ada di Indonesia terinspirasi dari penglohaan sajian makanan kebab, namun ia meyakini bahwa sate memang berasal dari jawa dan berbeda dengan kebab.