Banyak warganet yang terkejut sekaligus berbelasungkawa dengan atas kejadian tersebut dan kemudian meperbedatkan apakah kegiatan study tour semacam ini perlu dilarang dan dihilangkan saja?
Pro dan kontra kegiatan Study tour
Bagi para siswa, kegiatan study tour seolah menjadi sebuah kegiatan yang paling ditunggu-tunggu. Karena melalui kegiatan ini mereka memiliki kesempatan untuk bisa berekreasi mengunjungi tempat-tempat yang ada di luar sekolah bersama teman-teman.
Meskipun study tour ini memiliki konsep 'belajar di luar sekolah', tetapi masih banyak dari mereka yang lebih menganggap kegiatan study tour ini sebagai agenda rekreasi bersama teman-teman yang diinisiasikan oleh sekolah sehingga itu menjadi alasan mengapa kegiatan ini banyak ditunggu-tunggu oleh para siswa di sekolah-sekolah mana pun.
Pada dasarnya kegiatan ini memiliki dampak positif. Dengan nama kegiatan yang diawali dengan 'study' maka sudah jelas dan sepatutnya kegiatan ini memiliki nilai edukasi, sehingga membuat para siswa yang mengikutinya bisa belajar di luar sekolah dengan menyenangkan karena sekaligus bisa refreshing.
Jika kita menggunakan persepsi ini, maka tidak mengejutkan jika kegiatan ini menaruh banyak dukungan baik dari orang tua maupun siswa. Dalam hal ini rekreasi yang dilakukan tentunya akan diawasi langsung oleh sekolah sehingga kegiatan tersebut sudah dipastikan akan tersturuktur, terarah, dan memiliki manfaat bagi para siswa.
Sayangnya mungkin konsep study tour seperti itu sudah mulai tidak diterapkan dengan baik di sebagian besar sekolah di Indonesia. Dalam hal ini esensi nilai edukasi dalam kegiatan study tour saat ini perlahan mulai hilang dan lebih banyak kegiatan rekreasinya dibandingkan edukasinya. Selain itu kegiatan ini di beberapa sekolah menuai beberbagai macam kontroversi.
Seperti biaya yang harus dikeluaran oleh para siswa yang biasanya sangat mahal. Memang kegiatan yang dirancang oleh sekolah sudah dipastikan bahwa akan dirancang sebaik mungkin, namun seringkali sekolah tidak memikirkan biaya yang harus dikeluarkan oleh para siswa.
Ini menyebabkan beberapa siswa yang termasuk kedalam kategori tidak mampu, sering kali dihadapkan dengan masalah ini. Pada akhirnya banyak orang tua siswa yang sampai rela berhutang pada tetangga hanya agar anaknya bisa mengikuti kegiatan tersebut.
Tidak sampai disini saja, biasanya sekolah menerapkan aturan yang membuatnya semakin tidak relevan. Misalnya, bagi para siswa yang  tidak bisa mengikuti kegiatan tersebut baik dengan alasan sakit hingga tidak memiliki biaya, mereka akan tetap dikenakan biaya.