Adanya platform digital yang inovatif dalam industri makanan berbasis web atau aplikasi pada smartphone dapat membantu mengurangi limbah makanan dan memungkinkan para penggunanya untuk berbagi berbagai macam jenis makanan.Â
Ini merupakan sebuah gerbrakan besar khususnya di negara Eropa yang bisa mengasilkan sampah makanan sebanyak  88 juta ton per tahunnya.
Tingginya jumlah sampah makanan memunculkan permasalahan seperti masalah lingkungan, sosial, dan ekonomi. Sehingga dengan adanya gerakan sosial yang mengusung konsep food sharing ini menjadi sebuah hal yang penting untuk pembangunan berkelanjutan, mengurangi sampah makanan, dan mempromosikan model konsumsi yang wajar dan nilai-nilai pembangunan berkelanjutan pada masyarakat.
Selain itu dengan adanya konsep food sharing ini juga dapat memunculkan kesadaran yang lebih besar akan manfaat dari berbagi makanan bagi para produsen dan pemasok makanan yang tidak hanya soal mengurangi sampah makanan saja tetapi mereka dapat merasakan manfaat seperti biaya pembuangan sampah yang berkurang hingga dapat berkontribusi pada kelestarian lingkungan.
Hasil dari analisis Saginova dkk memang menunjukkan bahwa masyarakat masih belum tertarik terhadap aplikasi maupun situs web layanan berbagi makanan yang tersedia karena alasan keterbatasan jangkauan wilayah dari gerakan sosial ini.
Namun penelitian ini menunjukkan bagaimana melalui sistem food sharing dapat menjadi bagian dari distribusi ekonomi dan kebijakan pangan yang menjanjikan untuk diterapkan.Â
Di mana melalui konsep ini dapat memberikan dampak positif yaitu dapat menumbuhkan sikap kepedulian masyarakat terhadap sampah makanan yang menjadi permasalahan lingkungan dan ekonomi suatu negara dalam jangka panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H