Berbeda dengan opini lainnya, layanan jasa daycare ini dipilih bukan hanya sekedar menitipkan anak saja tetapi dapat menjadi sarana bermain dan belajar yang baik bagi anak. Selain itu menggunakan jasa penitipan anak bukan berarti menelantarakannya begitu saja, karena hanya "menitipkan" pada jangka waktu yang tidak begitu lama.
Layanan jasa daycare di negara berkembang
Apabila kita tarik dari sejarah, pada tahun 1980an angka pekerja wanita terus mengalami peningkatan yang berarti. Peningkatan keterlibatan wanita dalam pekerjaan formal dan informal memiliki tujuan untuk memberikan pendapatan tambahan yang dibutuhkan bagi keluarga mereka.
Bagi wanita, ini akan meninmbulkan konflik khususnya bagi mereka yang sudah memiliki anak. Konflik ini muncul diakibatkan oleh usaha untuk menyeleraskan antara kegiatan mencari nafkah dan tanggung jawab kepada anak.
International Center for Research on Women Subcontractor, dalam Wins Project yang berjudul "Child Care Options for Working Mothers in Developing Countries" menjelaskan bahwa di Amerika Latin, Asia, dan Afrika kegiatan yang mengharuskan para ibu mencari nafkah terus mengalami peningkatan.
Maka ini juga menyebabkan pilihan opsi untuk penitipan anak banyak tersedia. Mulai dari melakukan kesepakatan penitipan anak pada keluarga dekat, layanan jasa family daycare, mempekerjakan babysitter, hingga instutusi daycare yang sekaligus dengan sekolah.
Di sebagian besar negara berkembang, informasi tentang pilihan penitipan anak ini masih sedikit. Ini yang menyebabkan adanya konflik antara mencari nafkah dan memastikan anak dapat tumbuh dengan baik. Dari konflik ini memunculkan permasalahan baru terkait menitipkan anak pada layanan jasa daycare seperti penjadwalan hingga memastikan kebutuhan gizi anak.
Permasalahan ini dapat terjadi karena masih sedikitnya pilihan jasa layanan daycare di negara-negara berkembang. Kekhawatiran dari para ibu tentang fasilitas layanan jasa daycare yang memadai, pemenuhan gizi dan kesehatan anak, hingga kondisi psikologis anak membuat para ibu lebih memilih untuk mengurangi pekerjaannya bahkan hingga memilih berhenti bekerja.
Bagaimana dengan layanan jasa Daycare di Indonesia?