Mohon tunggu...
Eko Gondo Saputro
Eko Gondo Saputro Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Menjadikan menulis sebagai salah satu coping mechanism terbaik✨

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Pelaku Judi Online dari Sisi Perspektif Perilaku Konsumen

10 September 2023   22:45 Diperbarui: 12 September 2023   11:18 2277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini kegiatan illegal seperti judi online sedang marak terjadi di kehidupan masyarakat Indonesia. Baik itu anak muda maupun orang tua mencoba peruntungan dari permainan illegal ini dengan harapan dapat melipatgandakan sejumlah uang yang dimilikinya. 

Banyak masyarakat yang kemudian terjebak di dalam jeratnya, yang semula hanya mencoba dengan nominal yang kecil, lambat laun terus meningkat bahkan hingga angka yang fantastis.

Judi online sendiri muncul sebagai hasil dari kemajuan teknologi, di mana sejarah mencatat bagaimana judi menjadi sesuatu kegiatan permainan yang dilakukan oleh sekelompok orang kemudian berkembang menjadi besar hingga akhirnya menjadi sebuah 'bisnis' yang bahkan dilegalkan di negara-negara besar seperti Amerika Serikat. 

Ditambah dengan teknologi yang terus semakin maju membuat kegiatan 'judi' dikemas menjadi sebuah permainan yang dapat dimainkan dengan mudah oleh siapa pun. Tak mengherankan jika judi online saat ini sama halnya seperti virus yang dengan cepat menyebar. 

Setiap individu dalam rentang usia muda hingga tua yang memiliki smartphone dan kecakapan dalam menggunakan teknologi, membuat judi online dapat berkembang dengan pesat karena saat ini setiap orang dalam rentang usia berapa pun memiliki akses terhadap perangkat dan teknologi canggih.

Sumber: Statista.com
Sumber: Statista.com

Dengan adanya kemajuan teknologi, toleransi sosial yang meningkat, dan legalisasi perjudian online membuat pertumbuhan industri perjudian online (kasino online, lotre online, dan taruhan online) dengan cepat meningkat tajam dari tahun ke tahun.

Menurut data dari Statista.com tentang perjudian online di seluruh dunia berdasarkan revenue menunjukkan bahwa revenue dari judi online di seluruh dunia meningkat dari yang semula sebesar US$ 45.78 Miliar pada tahun 2019 menjadi US$ 95 miliar pada tahun 2023 atau meningkat dua kali lipat dalam kurun waktu lima tahun saja. 

Nilai revenue dari judi online di seluruh dunia juga diproyeksikan akan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2027 sebesar US$ 131.91 miliar.

Kemudian yang menjadi menarik adalah tentang bagimana seorang individu memiliki keinginan atau bahkan bisa terjebak di dalam lingkaran permainan judi online ini. 

Permasalahan ini bisa di lihat dari berbagai macam disiplin ilmu, salah satunya adalah pandangan ilmu ekonomi dalam melihat perilaku konsumen judi online selama mereka melakukan kegiatan tersebut, mulai dari memutuskan untuk bermain hingga mengulangi permainan itu kembali secara terus-menerus.

Sumber: gudstory.com
Sumber: gudstory.com

Dalam ilmu ekonomi, terdapat istilah yang digunakan untuk menentukan nilai atau harga suatu barang dan jasa yang biasa disebut dengan utilitas. Teori tentang utilitas dalam ilmu ekonomi pertama kali dicetuskan oleh ahli matematika terkenal dari Swiss pada abad ke-18, Daniel Bernoulli.

Sejak saat itu, teori ekonomi telah berkembang kearah berbagai jenis ulitilitas ekonomi. Secara spesifik utilitas adalah kepuasan atau manfaat total yang diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsi suatu barang atau jasa.

Utilitas dalam ilmu ekonomi juga berasal dari konsep kegunaan. Di mana suatu barang ekonomi dapat menghasilkan utlitas selama barang tersebut berguna untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. 

Selain itu, teori ekonomi utilitas yang didasarkan pada pilihan rasional mengasumsikan bahwa seorang konsumen akan terus berusaha untuk dapat memaksimalkan utilitas atau kepuasan mereka.

Sumber: bambanghariyanto.com
Sumber: bambanghariyanto.com

Namun, dalam mengkonsumsi suatu barang dan jasa yang dilakukan secara terus menerus untuk mendapatkan tingkat kepuasan maksimal dalam teori ekonomi tidak serta merta terus mengalami peningkatan apabila sudah berada pada posisi tersebut.

The law diminishing of marginal utility atau hukum utilitas marginal menjelaskan bagaimana kondisi seseorang yang telah mencapai tingkat kepuasan maksimum ketika menambah konsumsinya terhadap barang atau jasa yang sama maka kepuasan atau utilitasnya akan menurun.

Lalu, bagaimana dengan perilaku para pelaku judi online?

Apabila kita melihat di kanal berita-berita yang beredar tentang para pelaku judi online, banyak dari mereka yang terjebak dan sulit untuk bebas dari lingkaran permainan illegal ini. Di mana kebanyakan dari mereka memulainya dengan nominal kecil kemudian ketika mendapatkan kemenangan sekali, mereka akan terus menerus melakukan kegiatan tersebut.

Jeffrey Hancock dalam tulisannya tentang trik-trik yang biasa digunakan oleh platform judi online untuk memikat para pemainnya, menjelaskan bahwa mereka membuat platform ini 'menggiurkan' bagi banyak orang. Misalnya dengan menggunakan sistem permainan gratis, bonus ketika seseorang melakukan registrasi, hingga memberikan bonus deposit kepada pengguna baru.

Sumber: FT montage/Dreamstime
Sumber: FT montage/Dreamstime

Selain itu mereka juga mengemas iklan platform judi ini dengan menarik seperti menggunakan model wanita yang cantik dan bertubuh sexy untuk menarik para pemain laki-laki. 

Tak berhenti sampai disitu saja, platform judi online juga menunjukkan testimoni-testimoni dari para pemain yang semula dalam kondisi yang miskin kemudian menjadi miliarder karena bermain di platform judi online tersebut.

Hingga akhirnya para pemain baru ini terjebak dengan segala keuntungan-keuntungan yang ditawarkan. Selanjutnya para pemain baru akan bermain dan biasanya sistem judi online ini akan membuat para pemain baru untuk menang dalam permainannya di awal percobaan. Sampai pada titik tertentu pemain akan merasa sangat beruntung dan kemudian sampai gagal total.

Meskipun sudah mencapai titik gagal total, yang mengherankan adalah para pemain judi online kerap kali tidak bisa berhenti untuk bermain. Kondisi ini juga membuat mereka akan melakukan berbagai cara untuk terus bermain walaupun tidak memiliki uang. 

Sehingga ini membuat dampak berganda terhadap hal-hal yang jauh lebih menakutkan dibandingkan dengan kecanduan para pemain terhadap judi online, seperti; seluruh harta berharga habis, perceraian, hingga tindak kriminalitas.

Sumber: Alexander Kirch/AAP
Sumber: Alexander Kirch/AAP

Perspektif perilaku konsumen

Tentu apabila perilaku kecanduan para pelaku judi online dihubungkan dengan teori ekonomi tentang utilitas atau kepuasan konsumen dan hukum marginal utilitas akan memunculkan sebuah pertanyaan besar. 

Ketika seseorang mencoba bermain judi online dan menang, maka utilitas atau kepuasan seseorang akan bertambah. Oleh karena itu, secara rasional pemain akan memilih terus bermain hingga akhirnya merasa bahwa ia mendapatkan kemanangan besar atau utilitas mencapai titik maksimum.

Tetapi yang mengherankan adalah justru ketika sudah mencapai titik utilitas atau kepuasan maksimum para pemain terus bermain hingga akhirnya mendapatkan kekalahan, bahkan ketika kekalahan terjadi secara terus-menerus pun mereka tidak berhenti untuk bermain judi online. 

Lebih lanjut lagi Cameron dkk dalam penelitiannya mengenai model ekonomi tentang perilaku seseorang yang mendasari perilaku perjudian meskipun sudah tahu bahwa kegiatannya menghasilkan utilitas atau kepuasan negatif.

Dari beberapa asumsi dalam penelitian tersebut didapatkan sebuah kesimpulan besar bahwa seseorang melakukan judi karena tidak bisa menghindari risiko, merasa judi adalah sebuah kesenangan, mengabaikan kemungkinan terburuk, serta adanya kemudahan akses terhadap permainan judi tersebut. Hal ini membuat seseorang memiliki kencendrungan yang besar untuk terus memainkan permainan illegal tersebut.

Keinginan terus bermain judi online pun tidak hanya meningkat saja, tetapi biasanya diikuti dengan kegigihan dan jumlah taruhan yang dilakukan para pemain yang terus bertambah juga. 

Ketika mereka berada pada titik ini, maka mereka menganggap bahwa lingkungan dalam permainan judi cenderung membuat mereka berasumsi bahwa bertaruh dalam jumlah yang besar akan lebih baik dan mempertemukan mereka dengan kemenangan yang besar.

Oleh karena itu, ketika seseorang ingin mencoba permainan judi baik itu konvensional maupun online akan besar kemungkinannya terjebak dalam kondisi yang buruk dan tidak dapat dihindari. 

Sehingga meskipun teori ekonomi berkata bahwa utilitas atau kepuasan seseorang yang berada pada tingkat maksiumum kemudian akan menurun ketika menambah konsumsinya lagi, tetapi tidak dengan kegiatan permainan judi ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun