Baru-baru ini jagat maya dihebohkan dengan tidak beroperasinya sistem layanan dan transaski Bank Syariah Indonesia (BSI).
Alasan yang diungkap oleh Bank Syariah Indonesia melalui platform media sosial Twitter menyebutkan bahwa masalah tersebut terjadi karena adanya maintenance pada sistem.
Namun yang membuat masyarakat resah adalah lamanya maintenance yang terjadi bahkan lebih dari 24 jam. Maintenance ini menyebabkan masyarakat tidak dapat mengakses mobile banking, tarik tunai melalui atm, bahkan kegiatan transaksi manual dengan langsung datang ke bank.
Tidak adanya keterbukaan pihak bank tentang apa yang terjadi membuat para nasabah tidak hanya resah, mengeluh, dan marah saja tetapi hingga banyak bermunculannya teori spekulasi tentang fenomena yang terjadi ini.
Teori yang beredar adalah adanya kemungkinan serangan siber yang terjadi pada sistem dari Bank Syariah Indonesia yang disebabkan oleh ransomware.
Namun hingga saat ini tidak ada pernyataan klarifikasi lebih lanjut dari bank terkait tentang adanya kemungkinan serangan siber ini. (Update:Â 1Â &Â 2)
Lalu apa itu Ransomware?
Menurut Oxford Learner's dictionaries, Ransomware adalah sebuah perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk memblokir akses ke sistem komputer sampai sejumlah uang dibayarkan.
Dari pengertian tersebut dapat kita sederhanakan bahwa Ransomware merupakan tindak kejahatan yang dilakukan oleh perseorangan atau sekelompok orang yang menyerang sebuah sistem dari sebuah perangkat teknologi seperti komputer milik individu atau organisasi/perusahaan yang dilakukan untuk memperoleh tebusan sejumlah uang.
Lebih jelasnya Trend Micro, sebuah perusahaan perangkat lunak kemanan siber terkemuka asal Amerika Serikat menjelaskan bahwa ransomware adalah sejenis malware yang mencegah dan membatasi penggunaan akses sistem, baik dengan mengunci halaman sistem atau menguci file pengguna hingga uang tebusan dapat dibayarkan.