Mohon tunggu...
Saputra Malik
Saputra Malik Mohon Tunggu... -

badai pasti berlalu

Selanjutnya

Tutup

Bola

Pembekuan PSSI: Nafsu Besar, Tenaga Kurang

15 Juni 2015   11:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:02 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu ini kita kembali dikejutkan dengan statement tim Transisi bentukan Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang akan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, setelah menggelar turnamen Piala Kemerdekaan dan Piala Presiden.

Basis peserta turnamen dan rencana kongres yang mulai digalang oleh tim Transisi adalah pengurus sepakbola di provinsi dan klub-klub yang sebelumnya ikut Liga Prima Indonesia (IPL).

Sedangkan untuk turnamen, banyak orang tak yakin dengan turnamen yang diadakan oleh Tim Transisi, mengingat disainer Tim Transisi kebanyakan adalah tokoh-tokoh IPL yang gagal menuntaskan turnamen mereka. Seperti kita ketahui, IPL hanyabertahan beberapa tahun saja yaitu 2010 – dan berakhir tahun 2013.

Mereka merancang  regulasi soal klub dan turnamen dari balik meja. Turnamen itu hanya diikuti oleh 14 klub sekelas ISL tanpa layer kedua seperti divisi utama dan Liga Nusantara.  Mereka tidak punya jenjang yang kompetitif sehingga kualitas klub tidak terpetakan dengan baik.  Akhirnya tahun 2013, mereka  gagal mengelola turnamen dan klub-klub itupun tenggelam.

SekarangMari kita kaji soal keinginan Tim Transisi untuk mengadakan KLB. Total klub yang harus dihimpun tim Transisi untuk KLB, minimal  80 klub. 80 klub ini untuk mengisi 20 klub di layer pertama yaitu ISL, 20 klub di layer kedua yaitu Divisi Utama dan 20 klub di layer ketiga yaitu Liga Nusantara .  Liga Nusantara kebanyakan adalah klub-klub amatir yang mengikuti turnamen.

Dari  seluruh klub yang mungkin bisa dihimpun tim, butuh 50+1 suara untuk meloloskan kepengurusan PSSI baru. Menghimpun klub-klub dan memberikan suaranya untuk tim transisi adalah satu pekerjaan besar dan sulit. Bisa dipastikan Tim transisi atau Menpora  akan kehabisan tenaga menuntaskannya dan berlaku pepatah Nafsu Besar , Tenaga Kurang. 

Keinginan Tim Transisi untuk menggelar KLB sempat jadi pertanyaan pihak PSSI.  Pasalnya untuk bisa menggusur La Nyalla Mattalitti sebagai Ketua Umum PSSI hanyalah para anggota PSSI itu sendiri. Sementara ini anggota yang bisa dihimpun Tim Transisi berbeda dengan yang dimiliki oleh PSSI.

Sekali lagi kita melihat orang-orang dibelakang Menpora adalah orang-orang bekas IPL yang gagal, bisakah Menpora melakukan itu? Bisa jadi sekarang dia menggebu-gebu soal turnamen dan KLB itu. Tapi jangan mengeluh jika di tengah jalan dia gagal mewujudkannya.

Nanti akan terbukti : Nafsu besar, tenaga kurang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun