Salah satu bencana alam besar di awal tahun 2025, “Los Angeles Wildfire,” telah meninggalkan jejak kehancuran besar di Amerika Serikat. Kebakaran yang diperburuk oleh angin Santa Ana ini, berhasil melalap ribuan hektar lahan dan meratakan ratusan ribu rumah serta infrastruktur penting. Hingga kini, api masih berkobar, mengakibatkan 24 korban jiwa serta mengharuskan ratusan ribu penduduk setempat mengungsi ke daerah yang lebih aman (Los Angeles County Department of Public Health). Warga juga diimbau untuk tidak hanya memusatkan perhatian pada kebakaran itu sendiri, tetapi juga pada dampak asap yang dihasilkan karena dapat memicu gangguan pernapasan serius.
Kebakaran Membuat Ekonomi AS Melemah?
Hingga Kamis, 15 Januari 2025, pukul 19.00, Los Angeles Fire Department melaporkan kerugian besar akibat kebakaran ini. Area yang terdampak meliputi 23.713 hektar di Pacific Palisades, 14.117 hektar di Eaton, dan kawasan Altadena, di mana banyak rumah warga hangus terbakar. Infrastruktur utama, seperti saluran pembuangan, air, dan listrik, juga mengalami kerusakan parah. “Kami harus membersihkan ribuan puing, termasuk pohon tumbang dan material bangunan yang terbakar, sebelum memulai perbaikan,” ujar Mark Pestrella, Direktur Pekerjaan Umum Kabupaten LA.
Menurut laporan AccuWeather, total kerugian diperkirakan mencapai $250-275 miliar (sekitar Rp4.069-4.476 triliun). Kerugian ini mencakup kerusakan properti, biaya evakuasi, penampungan, serta perawatan kesehatan. Kondisi ini juga memicu ancaman inflasi sebesar 4-9% di Los Angeles. Para ekonom dari Morgan Stanley memperkirakan kenaikan harga pada barang tertentu, seperti mobil baru dan bekas. Namun, mereka menilai dampak ekonomi secara nasional akan tetap terbatas. Reinhart J.P. Morgan menjelaskan bahwa akan ada tekanan lokal pada biaya sewa, persediaan konstruksi, dan tenaga kerja di sektor perumahan, namun efeknya secara nasional diperkirakan minim.
Kualitas Udara yang Buruk: Polusi Asap Berdampak Luas dan Berbahaya
Selain dampak ekonomi, risiko kesehatan akibat kabut asap juga menjadi perhatian utama. Kabut tebal yang menyelimuti Los Angeles menyebabkan kualitas udara memburuk hingga mencapai tingkat berbahaya. Pejabat kesehatan publik Los Angeles County menyebutkan bahwa partikel halus dalam asap dapat menyebabkan mata terbakar, hidung meler, tenggorokan gatal, sakit kepala, hingga penyakit serius seperti bronkitis.
Dr. May-Lin Wilgus, spesialis paru-paru dari UCLA Health, menegaskan bahwa partikel halus ini bisa menembus jauh ke dalam paru-paru dan aliran darah, memicu peradangan sistemik yang sangat berisiko, terutama bagi penderita asma dan PPOK.
Sebagai upaya perlindungan, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker N95 dan pelindung wajah saat harus berada di luar ruangan. Bahkan, mereka yang sehat pun disarankan untuk membatasi paparan asap. “Polusi kebakaran hutan dapat memengaruhi wilayah hingga 15 kali lebih luas dari lokasi kebakaran itu sendiri,” ungkap Dr. Wilgus, yang juga menjabat sebagai Direktur Program Asma Dewasa di Thousand Oaks Hampshire Primary & Specialty Care.
Bantuan terus berdatangan untuk membantu masyarakat yang terdampak di Pasadena Convention Center, yang kini difungsikan sebagai tempat penampungan sementara, organisasi kemanusiaan CORE yang didirikan oleh Sean Penn telah membagikan masker N95 kepada para pengungsi.
Dengan kondisi yang semakin mengkhawatirkan, langkah perlindungan dini dan peningkatan kesadaran masyarakat menjadi kunci untuk menjaga kesehatan di tengah bencana ini.
KUTIPAN
[1] https://lafd.org/news/palisades-fire-0