"Yayasan Darul Ulum Indonesia juga ingin melakukan percepatan, yakni bidang keuangan, sumber daya manusia, infrastruktur, teknologi informasi komunikasi, dan branding strategy". Pembina Yayasan DaruI Ulum Indonesia menambahkan.
Kemudian, Tim Monev, Dr. H. Ujang Dedih, M.Pd mengapresiasi sinergitas antara Yayasana Darul Ulum Indonesia dengan STAI Kuningan dan kemajuan yang dimiliki STAI Kuningan.
"Saya mengapresiasi sinergitas antara Yayasana Darul Ulum Indonesia dengan STAI Kuningan, karena kunci kemajuan itu ditentukan oleh relasi antara Yayasana Darul Ulum Indonesia dengan STAI Kuningan itu sendiri. Saya juga mengapresiasi bahwa masih terdapat Sekolah Tinggi yang memiliki sistem akademik yang serba digital serta memiliki publikasi  jurnal ilmiah. Ini merupakan suatu hal yang luar biasa dan tentu akan dinilai oleh BAN-PT sebagai kemajuan."
"Dari proses monitoring dan evaluasi ini ada beberapa hal yang akan dilaporkan, Standar Mutu akan dilaporkan untuk mengetahui apakah PTKIS berkembang atau tidak atau bahkan turun. Selain itu, terdapat hal lain yang turut dilaporkan diantaranya Sumber Daya Manusia, NIDN, Jabatan Fungsional Dosen, Sertifikasi Dosen serta Karya Dosen (Karya Tulis Ilmiah serta Penelitian)." Dr. Ujang Dedih, M.Pd menambahkan.
Diakhir pemarannya, Dr. H. Ujang Dedih M.Pd sebagai visitor Tim Monev menyampaikan beberapa syarat perubahan bentuk Sekolah Tinggi menjadi Institut.
"Untuk menjadi institut minimal terdapat 3 dosen yang bergelar doktor, memiliki 2 fakutas dan 4 prodi (akreditasi baik sekali), mahasiswanya berjumlah minimal 480 orang, memiliki lahan seluas 8000m2. Sedangkan untuk menjadi universitas minimal 6 dosen bergelar doktor, memiliki 3 fakultas 6 prodi, mahasiswanya berjumlah 1000 orang. Ini merupakan syarat-syarat yang harus terpenuhi, dan sekarang banyak sekali PTKIS yang ingin berubah bentuk namun terkendala syarat-syarat tersebut."
Kegiatan monev ini diakhiri dengan penyerahan cenderamata kepada Tim Monev serta foto bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H