Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak seluruh rakyat Indonesia ikut waspada terhadap berkembangnya aksi terorisme. Imbauan itu juga ditujukan untuk lingkungan keluarga agar waspada dan membimbing putra mereka sehingga tidak ikut aksi terorisme. Aksi-aksi terorisme merupakan salah satu aksi yang tidak kita kehendaki. Terorisme merupakan tindak kejahatan. Agama manapun melarang. Aparat keamanan harus tetap melakukan langkah-langkah pencegahan, untuk tidak terjadi lagi aksi terorisme, dan pelakunya dibawa ke pengadilan.
Pencegahan yang menjadi tanggung jawab semua pihak. Persoalan terorisme, tidak hanya diserahkan ke Polri dan TNI. Pemilik kontrakan. Kalau ada yang mengontrak, bekerja di malam hari, tidak boleh apatis. Harus peka, lakukan sesuatu untuk pencegahan. Demikian juga dengan pemuka agama, pemerintah daerah, RW, sampai RT. Sehingga masyarakat tidak boleh apatis terhadap lingkungannya.
Serukan agar tidak ada aksi-aksi seperti itu. Bahkan, keluarga punya peranan penting dalam mencegah terorisme dengan mengajak semua anggota keluarga agar tidak terlibat dengan aksi-aksi radikal. Meminta agar komunitas dan bangsa lain untuk saling menghormati, termasuk pelecahan agama, sehingga jangan sampai ada pra kondisi yang menyebabkan terjadinya aksi radikalitas. Terorisme adalah kejahatan dengan korban tidak pandang bulu. Orang yang tidak berdosa jadi korban. Kalau aksi terorisme dilakukan dengan bunuh diri, pelakunya juga menjadi korban. Untuk itu, semua pihak waspada dan mencegah agar di kemudian hari, aksi-aksi terorisme tidak terjadi lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H